News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Bisnis Senjata di Balik Perang Rusia Vs Ukraina?

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prajurit Pasukan Militer Ukraina berjalan di sepanjang jalur pada posisi mereka di garis depan dengan separatis yang didukung Rusia, dekat desa Novognativka, wilayah Donetsk pada 21 Februari 2022.

TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA - Otoritas Turki secara terbuka mengumumkan bahwa peralatan militer yang dikirim untuk membantu Ukraina menghadapi invasi Rusia bukan bantuan melainkan dibeli alias tidak gratis.

Turki menjelaskan hal itu menjawab polemik Drone Bayraktar TB2 yang kini jadi senjata andalan militer Ukraina.

Drone Bayraktar TB2 mendapat perhatian dari para pengamat militer dunia dalam perang Rusia Vs Ukraina karena  berhasil melumat konvoi pasukan Rusia.

Otoritas Turki bersuara setelah mendapat protes dari Rusia.

Turki menyebut pesawat tak berawak Turki itu yang dikirim ke Ukraina bukanlah bantuan militer melainkan dijual.

Drone Bayraktar TB2 difoto pada 16 Desember 2019 di Bandara Gecitkale di Famagusta di Republik Turki Siprus Utara (TRNC). (BIROL BEBEK/AFP)

Begitu kata seorang wakil menteri luar negeri Turki seperti dikutip dari Reuters, Jumat (4/3/2022).

Ukraina telah membeli setidaknya 20 drone Bayraktar TB2 dari Turki dalam beberapa tahun terakhir.

Pesawat tak berawak itu dapat dilengkapi dengan rudal buatan Ukraina.

Ukraina juga telah memperoleh lisensi dari Turki, yang juga anggota NATO, untuk memproduksi drone Bayraktar.

Drone Bayraktar dari Turki dapat digunakan untuk pengintaian dan dapat dilengkapi dengan bom dan rudal berpemandu laser.

Baca juga: Turki Sebut Drone BayraktarTB2 yang Dipakai Ukraina Hancurkan Konvoi Rusia Bukan Bantuan Tapi Dijual

Bagaimana dengan negara lain?

Sejauh ini baru Turki yang terbuka menjelaskan menjual peralatan militer kepada Ukraina, sehingga bukan bantuan.

Negara-negara Eropa dan umumnya sekutu Amerika umumnya menyebut senjata yang dikirim ke Ukraina bersifat 'bantuan'.

Misalnya Kanselir Jerman Olaf Scholz telah mengumumkan akan membantu Ukraina dengan mengirimkan persenjataan secara langsung pada Sabtu (26/2/2022) pekan lalu.

Jerman dikabarkan bakal mengirimkan 1.000 senjata anti-tank dan rudal stinger bagi Ukraina untuk hadapi serangan Rusia.

Berlin juga telah membatalkan beberapa pembatasan pengiriman senjata buatan Jerman ke zona konflik,

Hal itu berarti membuat mereka bisa mengirim lebih banyak senjata lagi ke Ukraina.

Selengkapnya Baca Daftar 17 Negara yang kirim bantuan ke Ukraina.

Memang hampir setiap hari, Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Resnikov mengunggah gambar-gambar baru di akun Twitter-nya, yang menunjukkan pesawat-pesawat angkut besar yang dijejali dengan peti-peti yang besar.

Isinya adalah senjata dan amunisi yang dikirim terutama dari Amerika Serikat (AS) dan Inggris ke Ukraina.

Senjata-senjata itu terutama untuk memperkuat sistem pertahanan Ukraina untuk menangkis serangan pasukan Rusia, yang sejak berhari-hari menumpuk di perbatasan dengan persenjataan mutakhir.

Menurut pemerintah Ukraina, negara-negara Barat sudah memberikan bantuan peralatan militer senilai 1,5 miliar dollar AS.

Sebagai bagian dari latihan militer "Blizzard 2022" yang baru saja dimulai, banyak tentara Ukraina yang berlatih langsung di lapangan dengan senjata anti-tank mutakhir yang baru saja diterima.

Setelah diluncurkan dari bahu, sistem "tembak dan lupakan" tidak memerlukan panduan lebih lanjut. Ukurannya yang kecil dan bobotnya yang ringan membuat senjata ini sangat mobile.

Beberapa pesawat yang disambut sendiri oleh Menteri Pertahanan Oleksiy Resnikov mengangkut rudal jenis Javelin dan NLAW.

Sejak 2019, AS telah memberi Ukraina sistem peluncur dan rudal Javelin. Informasi tentang jumlah pastinya bervariasi, tetapi ratusan rudal kemungkinan telah dikirim ke Ukraina sejak akhir 2021.

Pemerintah AS juga telah memberikan izin kepada negara-negara Baltik untuk mentransfer rudal Javelin dari persediaan mereka ke Ukraina.

Javelin dianggap sebagai senjata anti-tank paling canggih di dunia, karena dapat menyerang target seperti kendaraan lapis baja atau bunker dari jarak lebih dari 2.000 meter.

Javelin juga dapat menghancurkan tank berat dengan serangan atas ke atapnya, di mana perlindungan lapis baja paling sedikit.

Juga rudal Inggris NLAW berfungsi serupa, hanya daya jangkaunya lebih pendek. London baru-baru ini mengirim sekitar 2.000 rudal NLAW ke Ukraina.

"Sistem inilah yang paling kami butuhkan,” kata Mykola Bielieskov dari Institut Nasional untuk Studi Strategis di Kiev, sebuah lembaga yang memberi nasihat kepada Presiden Ukraina tentang masalah keamanan.

"Peralatan ini sangat mudah untuk diintegrasikan ke dalam persenjataan tentara kami dan tentara dapat belajar cara menembakkannya dengan sangat cepat,” kata Bielieskov kepada DW.

"Jika terjadi serangan Rusia, senjata-senjata ini akan sangat efektif. Itulah mengapa kami membutuhkan lebih banyak dari mereka."

Selain itu, persenjataan yang dibutuhkan adalah rudal anti-pesawat yang bisa digunakan oleh satu orang, yang dikenal sebagai Sistem Pertahanan Udara Portabel Man atau MANPADS.

Rudal Stinger buatan AS akan dikirim ke Ukraina dari Lituania dalam beberapa hari mendatang, kata Perdana Menteri Lituania Ingrida Simonyte hari Kamis (10/2/2022).

Polandia juga memasok Kiev dengan GROM, senjata berpemandu panas serupa Stinger yang dapat menyerang pesawat dari jarak hingga tiga kilometer. Karena tentara Ukraina sendiri sudah memiliki senjata serupa, mereka dengan mudah bisa mengoperasikan GROM dan Stinger.

"MANPADS ini sangat berguna karena membuat serangan udara Rusia menjadi kurang efektif,” kata analis pertahanan Mykola Bielieskov.

"Jika Anda mengerahkan mereka dalam jumlah besar, Anda tentu tidak akan menembak jatuh setiap jet dan helikopter Rusia. Namun, Rusia harus membayar harga yang mahal untuk sebuah serangan.”

Selain itu, Ukraina telah membeli setidaknya 20 drone Bayraktar TB2 dari Turki dalam

Perusahaan Penjual Senjata Terbanyak di Dunia

Perusahaan militer terbesar di dunia mayoritas berbasis di Amerika Serikat (AS). Hal ini tercermin dari data penjualan senjata pada 100 besar perusahaan senjata terbesar di dunia.

Laporan Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (Stockholm International Peace Research Institute/SIPRI) yang dirilis pada Desember 2021 mengungkap data terkait hal ini.

Dari 100 pabrik dengan penjualan senjata terbesar di dunia, 41 di antaranya merupakan perusahaan berbendera AS. Jumlah ini menjadi yang terbesar dibandingkan negara mana pun di dunia.

Dari 41 perusahaan senjata AS tersebut, penjualan yang terealisasi pada tahun 2020 mencapai 285 miliar dollar AS, meningkat 1,9 persen dibandingkan tahun 2019.

Data penjualan senjata dari perusahaan AS menyumbang 54 persen dari penjualan senjata gabungan dari 100 pabrik senjata terbesar di dunia.

Berikut 10 perusahaan penjual peralatan militer terlaris di dunia pada tahun 2020 lengkap dengan nilai penjualannya:

  1. Lockheed Martin Corp (Amerika Serikat): 58,2 miliar dollar AS
  2. Raytheon Technologies? (Amerika Serikat): 36,8 miliar dollar AS
  3. Boeing (Amerika Serikat): 32,1 miliar dollar AS
  4. Northrop Grumman Corp (Amerika Serikat): 30,4 miliar dollar AS
  5. General Dynamics Corp (Amerika Serikat): 25,8 miliar dollar AS
  6. BAE Systems (Britania Raya): 24,02 miliar dollar AS
  7. NORINCO (China): 17,9 miliar dollar AS
  8. AVIC (China): 16,9 miliar dollar AS
  9. CETC (China): 14,6 miliar dollar AS
  10. L3Harris Technologies (Amerika Serikat): 14,2 miliar dollar AS
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini