News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Soal Invasi ke Ukraina, AS Tuding Rusia Minta Bantuan Militer ke China

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China Xi Jinping berfoto selama pertemuan mereka di Beijing, pada 4 Februari 2022.

Selain itu, kata Tangen, China juga menyalahkan tindakan invasi yang dilakukan oleh Rusia dan menambahkan AS sebagai salah satu otak semakin memanasnya perang atas kedua negara.

“Dalam sudut pandang ekonomi, tidak ada perubahan. Dari perspektif China, AS telah menjadi otak dalam tragedi ini dan Rusia juga bersalah dengan menginvasi Ukraina.” imbuhnya.

Tudingan AS pun juga dibantah oleh Rusia mengenai meminta bantuan militer ke China.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menyatakan bahwa pihak Rusia tidak pernah meminta bantuan militer kepada China.

Peskov juga menambahkan bahwa pasukan Rusia dirasa cukup untuk melakukan invasi ke Ukraina.

Kerjasama Rusia-China

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping saat bertemu pada 3 September 2017 silam. (mfa.gov.cn)

China telah menjadi satu dari beberapa negara yang enggan untuk mengkritisi invasi Rusia ke Ukraina.

Hal konkret yang dilakukan adalah ketika Presiden China, Xi Jinping menerima kehadiran Presiden Rusia, Vladimir Putin ketika pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Beijing.

Diterimanya Putin oleh Xin Jinping adalah seminggu sebelum Rusia melakukan invasi.

Selama kunjungan Putin ke China bulan lalu, kedua pemimpin tersebut dikabarkan telah mendeklarasikan hubungan ‘tanpa batas’ dan dibuktikan dengan adanya pernyataan di dalam sebuah perjanjian yang berjumlah 5.000 kata.

Pemerintah China juga telah mengatakan kepada AS agar tidak mempermasalahkan kerjasama yang dilakukan Rusia terhadap negaranya.

Baca juga: Viral Video Pilot Rusia Sebut Perang Ukraina adalah Kejahatan, Netizen Khawatirkan Keselamatannya

Pihak China menyatakan apabila AS mempermasalahkan kerjasama negaranya maka negara adidaya tersebut juga harus mengingat invasi terhadap Rusia yang ternyata ‘salah target’.

Sebagai informasi, invasi AS ke Irak berawal dari adanya dugaan temuan bahwa mantan Presiden Irak, Saddam Hussein menimbun senjata pemusnah masal.

Namun ternyata dugaan AS tersebut salah karena ketika ditelusuri, senjata pemusnah massal tersebut tidak pernah ditemukan hingga saat ini.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini