News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Amerika Serikat Ingatkan China Untuk Tidak Bantu Rusia

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang petugas pemadam kebakaran berjalan di sepanjang tangga penyelamat yang ditempatkan di bingkai jendela sebuah gedung apartemen yang membara setelah ditembaki di distrik Obolon barat laut Kyiv pada 14 Maret 2022. - Dua orang tewas pada 14 Maret 2022, karena berbagai lingkungan di Ibu kota Ukraina, Kyiv, berada di bawah serangan penembakan dan rudal, kata pejabat kota, pada hari ke 19 setelah militer Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022. (Photo by Aris Messinis / AFP)

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, LVIV – Amerika Serikat memperingatkan China agar tidak memberikan bantuan militer atau keuangan ke Moskow setelah invasinya ke Ukraina.

Hal ini disampaikan penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan, saat bertemu dengan diplomat top China Yang Jiechi di Roma.

Sanksi terhadap para pemimpin politik dan bisnis Rusia meningkat, dimana warga sipil berusaha melarikan diri dari pertempuran sengit di lapangan.

Reuters melaporkan pembicaraan lebih lanjut antara negosiator Ukraina dan Rusia untuk meredakan krisis diharapkan pada Selasa (15/3/2022), setelah diskusi pada Senin melalui video berakhir tanpa ada kemajuan baru yang diumumkan.

Ribuan orang tewas dalam pertempuran sengit dan pemboman sejak Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari lalu.

Rusia menyebut tindakannya sebagai "operasi militer khusus" untuk "denazifikasi" negara dan mencegah genosida.

Klaim tersebut ditolak Amerika Serikat dan sekutunya sebagai dalih untuk serangan yang tidak dapat dibenarkan dan ilegal.

Baca juga: AS Tuduh Rusia Minta Bantuan Militer ke China, Barat Beri Sanksi ke China jika Terbukti

Menurut pejabat AS, Rusia telah meminta dukungan militer dan ekonomi dari Beijing, yang menandakan kesediaan untuk memberikan bantuan.

Moskow menyangkal hal itu, dengan mengatakan bahwa mereka memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi semua tujuannya.

Kementerian luar negeri China menyebut laporan bantuan itu sebagai "disinformasi".

"Kami telah berkomunikasi dengan sangat jelas kepada Beijing bahwa kami tidak akan berdiam diri," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price kepada wartawan setelah diketahui adanya pertemuan Sullivan dengan diplomat China Yang Jiechi di Roma.

"Kami tidak akan mengizinkan negara mana pun untuk memberi kompensasi kepada Rusia atas kerugiannya," Lanjutnya.

Pertemuan tujuh jam itu "intens" dan mencerminkan "gravitasi saat ini," menurut seorang pejabat AS.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini