Bos NATO: Pengerahan Pasukan Korea Utara Bantu Rusia ke Kursk Tanda Vladimir Putin Kian Putus Asa
TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, Senin (28/10/2024) mengonfirmasi kabar kalau pasukan Korea Utara dikerahkan di Rusia dalam perang melawan Ukraina.
Mark Rutte meminta mereka untuk "segera menghentikan tindakan ini."
Mark Rutte mengatakan pihak Barat diberi pengarahan oleh delegasi dari Republik Korea Selatan "mengenai meningkatnya keterlibatan Korea Utara dalam perang agresi Rusia terhadap Ukraina."
Baca juga: Terbangkan MiG-29 dan Su-25, Pilot Tempur Korea Utara Sudah Ada di Vladivostok Rusia Sejak September
Setelah pengarahan oleh perwakilan senior dari Badan Intelijen Nasional Korea Selatan dan Kementerian Pertahanan Nasional, ia berkata: "Saya dapat mengonfirmasi bahwa pasukan Korea Utara telah dikirim ke Rusia, dan bahwa unit militer Korea Utara telah dikerahkan ke wilayah Kursk."
Langkah ini mencerminkan "peningkatan signifikan dalam keterlibatan DPRK yang sedang berlangsung dalam perang ilegal Rusia," dan "pelanggaran lain terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB," imbuh Rutte.
Ia mengatakan hal ini merupakan "perluasan perang Rusia yang berbahaya," dan meminta Rusia dan Korea Utara "untuk segera menghentikan tindakan ini."
Rutte mengatakan "pengerahan pasukan Korea Utara ke Kursk juga merupakan tanda meningkatnya keputusasaan Putin," seraya menambahkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tengah mencari "dukungan asing" untuk melawan "keberanian dan ketahanan" Ukraina.
Sekretaris jenderal berjanji akan terus memberikan dukungan NATO bagi Ukraina dan mengatakan diskusi sedang berlangsung mengenai "perlunya lebih lanjut memperkuat dukungan militer bagi Ukraina."
Selama konferensi pers bersama dengan Rutte awal bulan ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengklaim 10.000 tentara Korea Utara dapat bergabung dengan pasukan Rusia yang bertempur di Ukraina.
Baca juga: 1.500 Pasukan Khusus Korut Sudah Ada di Timur Jauh Rusia, Rengekan Ukraina Makin Kencang ke NATO
Ia mengatakan bahwa menurut intelijen Ukraina, pihaknya mempunyai informasi bahwa Korea Utara mengirim personel taktis dan perwira ke wilayah Ukraina yang diduduki.
Pernyataan presiden Ukraina itu muncul beberapa saat setelah Rutte mengatakan NATO "tidak memiliki bukti bahwa tentara Korea Utara terlibat dalam pertempuran tersebut."
Korea Selatan sebelumnya mengklaim bahwa Pyongyang mengirim 1.500 tentara ke Rusia di atas kapal angkatan laut pada 8-13 Oktober untuk mendukung "operasi militer khusus" Moskow di Ukraina yang dimulai pada Februari 2022.