TRIBUNNEWS.COM - Militer Rusia terus melakukan serangann dalam invasi ke Ukraina.
Sejumlah kota menjadi sasaran bombardir dari udara maupun darat.
Termasuk Kota Mariupol, satu dari sekian daerah yang disebut beimbas parah atas serangan Rusia.
Dituliskan BBC, sebuah gedung teater di Mariupol rusak.
Di sisi lain, cerita di balik serangan tersebut terkuak.
Baca juga: Hari ke-22 Invasi: Zelenskiy Sebut Rusia Negara Teroris, Joe Biden Bilang Putin Penjahat Perang
Yakni dari korban selamat yang muncul dari reruntuhan gedung.
Banyak warga sipil yang berlindung di gedung itu selanjutnya selamat bertahan di ruang bawah tanah.
Selama 10 hari, ruang bawah tanah itu menjadi tempat perlindungan bagi Kate, seorang penduduk asli Mariupol berusia 38 tahun, dan putranya yang berusia 17 tahun.
Rumah mereka, seperti banyak rumah lain di kota yang terkepung pasukan Rusia, telah dihancurkan, dan mereka mengira Teater Drama Regional Donetsk adalah tempat aman.
Ibu dan anak itu berdesakan di kamar-kamar, koridor, dan aula yang gelap di gedung itu bersama lusinan keluarga lainnya.
Beberapa wanita, kata Kate, menggendong bayi yang baru berusia empat atau lima bulan.
"Pada awalnya, itu sangat sulit, karena kami tidak memiliki persediaan makanan yang terorganisir dengan baik," kata Kate, yang dulu bekerja di toko kebun binatang.
"Jadi pada dua hari pertama, orang dewasa tidak punya makanan. Kami hanya memberikannya kepada anak-anak."
75 Persen