Keberanian Cina, dan reaksi AS terhadapnya, juga dapat menyebabkan eskalasi lebih lanjut di kawasan Indo-Pasifik.
AS telah terlalu lama menggunakan sekutunya India sebagai benteng strategis melawan Cina, dan setiap permainan kekuatan global baru yang melibatkan Cina, Rusia, dan AS dapat mengakibatkan konflik baru di titik panas regional, seperti Kashmir.
Upaya India untuk menolak menyelaraskan diri dengan Rusia setelah invasi Ukraina telah mengecewakan sekutu Dialog Keamanan Segiempat (QSD).
AS dan pihak-pihak lain dalam dialog (Australia dan Jepang) sekarang mungkin menuntut India untuk mengambil sikap yang lebih keras jika tidak melawan Rusia, setidaknya melawan Cina.
Dampak Konflik Rusa-Ukraina ke Zona Lain
Semua ini dapat semakin meningkatkan ketegangan di kawasan dan mengarah pada kekerasan.
Secara keseluruhan, ada indikasi perang Rusia di Ukraina dapat meningkatkan ketegangan di berbagai zona konflik lain.
Oleh karena itu, sekarang bukan waktunya untuk mengeluh tentang apa itu “orang gila yang jahat”, atau betapa “tidak rasional” tindakannya di Ukraina.
Ini bukan waktunya untuk berinvestasi dalam narasi yang secara tegas membingkai pihak kita sebagai "baik" dan yang lain sebagai "jahat".
Sudah waktunya untuk menekankan de-eskalasi, mengintensifkan mekanisme pembangunan kepercayaan, berinvestasi dalam pembangunan perdamaian dan secara kolektif bekerja menuju gencatan senjata global.
Tentu saja, serangan Rusia ke Ukraina adalah mengerikan. Secara moral menjijikkan seperti kejahatan perang di Suriah, perampasan brutal warga Palestina atau pendudukan militer atas Kashmir.
Namun, pembingkaian sederhana yang menganggap Putin sebagai "orang gila", menghambat kemampuan kita mencegah kekerasan lebih lanjut.
Serangan Putin ke Ukraina, terlepas dari rasionalitas atau tujuannya, pasti akan berdampak pada tiga isu kontroversial: perang di Suriah, kesepakatan nuklir Iran, dan persaingan AS-Cina.
Pertama dan terpenting, invasi Rusia ke Ukraina akan memiliki konsekuensi bagi Suriah. Dampak sanksi terhadap ekonominya dapat menyebabkan Rusia menarik uang dan pasukan militer dari Suriah.