Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR), melaporkan setidaknya pada Minggu (20/3/2022) kemarin, tercatat 902 warga sipil tewas dan 1.459 terluka sejak dimulainya serangan Rusia ke Ukraina.
OHCHR mencatat sebagian besar merupakan korban dari penggunaan senjata peledak dengan area dampak yang luas, termasuk penembakan dari artileri barat dan sistem roket multi-peluncuran, serta serangan rudal dan udara.
Baca juga: Intelijen Inggris Sebut Pasukan Rusia yang Menuju Kyiv Telah Dipukul Mundur Tentara Ukraina
PBB merinci, 902 kematian tersebut terdiri dari 179 pria, 134 wanita, 11 anak perempuan dan 25 anak laki-laki. Sedangkan 39 anak-anak dan 514 orang dewasa lainnya belum diketahui jenis kelaminnya. OHCHR menambahkan, 248 warga sipil telah tewas di wilayah Donetsk dan Luhansk.
Menurut OHCHR, jumlah ini bisa jauh lebih tinggi dari yang sudah terungkap saat ini, karena beberapa laporan mengenai jumlah korban di Ukraina masih menunggu konfirmasi.
Baca juga: Israel Mediasi Rusia dan Ukraina, Zelensky Sarankan Negosiasi Diadakan di Yerusalem
“Angka ini bisa jauh lebih tinggi, terutama di wilayah yang dikuasai Pemerintah dan terutama dalam beberapa hari terakhir, karena penerimaan informasi dari beberapa lokasi di mana permusuhan intens terjadi telah tertunda dan banyak laporan masih menunggu konfirmasi.” ungkap OHCHR, yang dikutip dari laman CNN.COM.
OHCHR juga mengatakan, jumlah korban bisa semakin bertambah, apalagi di wilayah Mariupol, yang diduga ada banyak korban sipil yang berjatuhan.
Lebih dari 7.200 orang Dievakuasi dari Mariupol
Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk mengatakan empat dari tujuh koridor kemanusiaan yang didirikan di kota Mariupol, selatan Ukraina telah terkepung operasi militer Rusia pada hari Minggu kemarin.
Dalam pidatonya Vereshchuk menyampaikan, total hampir 7.295 orang dievakusi dari kota Mariupol. Sebanyak 3.900 orang telah dievakusi ke wilayah Zaporizhzhia dengan menggunakan bus dan transportasi pribadi. Vereshchuk menambahkan, proses evakuasi dari Borodyanka ke Bila Tserkva tertunda selama dua hari.
“Akibat pelanggaran gencatan senjata, evakuasi dari Borodyanka ke Bila Tserkva gagal untuk hari kedua berturut-turut, dan tidak memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke desa Mala Rohan. Komunikasi dengan enam orang yang seharusnya mengirimkan bantuan ke kota Vovchansk terputus,” kata Vereshchuk.
PBB melaporkan, dalam minggu pertama invasi terdapat lebih dari 1 juta pengungsi Ukraina menyelamatkan diri ke negara-negara tetangganya.