News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Pemilik Rumah Sakit Perintahkan Dokter Kebiri Tentara Rusia yang Tertangkap: Mereka Bukan Manusia

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gennadiy Druzenko saat diwawancarai TV. Pemilik rumah sakit di zona perang di Ukraina timur menginstruksikan dokternya untuk mengebiri tentara Rusia yang ditangkap.

TRIBUNNEWS.COM - Pemilik rumah sakit di zona perang di Ukraina timur menginstruksikan dokternya untuk "mengebiri tentara Rusia yang ditangkap", Mirror melaporkan.

Instruksi diberikan ketika Ukraina memilih untuk tidak menuruti permintaan Rusia untuk menyerahkan Mariupol.

Ratusan ribu warga sipil ikut menjadi korban akibat pemboman Rusia di kota pelabuhan itu.

Pemilik rumah sakit keliling Gennadiy Druzenko (49), berbicara kepada saluran Ukraina-24 tentang tawanan perang militer Rusia.

Ia mengatakan:

"Saya selalu menjadi seorang humanis yang hebat dan mengatakan bahwa jika seorang pria terluka, dia bukan lagi musuh tetapi seorang pasien."

"Tapi sekarang saya memberi perintah yang sangat ketat untuk mengebiri semua orang Rusia yang ditangkap, karena mereka adalah kecoak, bukan manusia."

Baca juga: VIDEO Tentara Rusia Menangis Melihat Banyak Temannya Tewas, Sebut Putin Pembohong

Baca juga: Ratusan Prajuritnya Tewas dalam Invasi Rusia ke Ukraina, Pasukan Chechnya Dilaporkan Pulang

Gennadiy Druzenko saat diwawancarai TV (Ukraina24/ East2west News)

Sejak 2014, sekitar 500 dokter telah bekerja di rumah sakit keliling Druzenko.

Menjadi seorang pengacara dengan pelatihan, Druzenko mendirikan Rumah Sakit Mobil Sukarela Pertama yang menempatkan dokter dan perawat sipil di zona konflik dekat dengan republik separatis di Ukraina timur.

Dia juga mengatakan kepada pembawa acara TV terkenal Rusia Yevgeny Kiselyov di saluran Ukraina-24:

"Percayalah semua dokter yang menyelamatkan pasien - orang Rusia akan mati di sini."

"Mati dalam jumlah besar."

"Mereka yang [datang ke sini] akan mengingat mimpi buruk mereka di tanah Ukraina."

"Seperti orang Jerman mengingat Stalingrad."

Baca juga: David Beckham Serahkan IG-nya ke Dokter Ukraina, Ada Cerita Tim Medis Kerja saat Serangan Bom Rusia

Baca juga: Pesawat China Eastern Jatuh, Penduduk Setempat Tak Lihat Ada Jasad Korban, Pencarian Terus Dilakukan

Bos rumah sakit Ukraina Gennadiy Druzenko (East2west News)

Komite Investigasi Rusia membuka kasus pidana atas komentar Druzenko itu.

Artinya jika Druzenko ditangkap, dia akan diadili di bawah hukum Rusia.

Ketua komite Alexander Bastrykin, mantan teman sekelas universitas Vladimir Putin, memprakarsai kasus pidana atas tuntutan pengebirian yang ia sebut "bertentangan dengan hukum dan norma-norma etika kedokteran."

Bastrykin berkata: "Kepala proyek Rumah Sakit Bergerak Ukraina, Gennady Druzenko, menyerukan kekerasan secara langsung di saluran TV Ukraina terhadap tentara Angkatan Bersenjata Rusia yang ditangkap."

"Dia memberikan instruksi ini kepada para dokter di rumah sakit keliling."

Druzenko akan dimasukkan ke dalam daftar buronan internasional Rusia.

Mariupol telah menjadi titik fokus serangan Rusia di Ukraina.

Tetapi serangan juga dilaporkan meningkat di kota kedua negara itu, Kharkiv, pada Senin.

Konflik telah membuat hampir seperempat dari 44 juta orang Ukraina meninggalkan rumah mereka.

Jerman memperkirakan jumlah pengungsi bisa mencapai 10 juta di minggu-minggu mendatang.

Eropa mengatakan Rusia menggunakan pengungsi sebagai alat.

Eropa siap untuk mengambil lebih banyak sanksi lagi demi mengisolasi Rusia dari keuangan dan perdagangan global.

Sebelumnya, militer Rusia memerintahkan penduduk Mariupol untuk menyerah hingga pukul 5 pagi waktu setempat pada hari Senin.

Rusia mengatakan siapapun yang menyerah bisa pergi dengan aman, sementara mereka yang tinggal akan diserahkan ke pengadilan yang dijalankan oleh kelompok separatis yang didukung Moskow.

Pemerintah Presiden Volodymyr Zelensky menanggapi bahwa mereka tidak akan pernah tunduk pada ultimatum itu.

Ia mengatakan kota-kota seperti ibu kota Kyiv, Mariupol dan Kharkiv akan selalu menentang pendudukan.

"Tidak ada pertanyaan tentang penyerahan apapun" di Mariupol, kata Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk.

Invasi Rusia, yang kini memasuki minggu keempat, sebagian besar gagal merebut kota besar mana pun.

Tetapi inasi telah menyebabkan kerusakan besar-besaran di daerah pemukiman.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini