Dalam acara tersebut terdapat pula penyintas lain yang masih hidup yaitu Oleksandr Bychok yang berasal dari Kiev dan Andriy Moiseenko dari Minsk.
Tewasnya Romachenko pun diketahui oleh pemerintah Ukraina.
Kepala Staf Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, mengungkapkan keprihatinan atas kematian Romachenko melalui aplikasi Telegram
“Inilah apa yang disebut operasi denazifikasi,” ungkapnya dalam rangka menyinggung klaim Rusia bahwa invasi ke Ukraina telah didesain untuk mengamankan negara dari elemen Nazi.
Selain itu, kematian Romachenko juga diketahui oleh Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba.
Dirinya pun menyatakan dalam sebuah cuitan di akun Twitter pribadinya, @DmytroKuleba.
Dmytro menyatakan kematian Romachenko merupakan “tindakan kriminal yang tidak diketahui”.
“Borys Romachenko, 96 tahun, tetap hidup dari empat kamp konsentrasi Nazi: Buchenwald, Peenemunde, Mittelbau-Dora, Bergen-Belsen. Dirinya hidup dengan tenang di Kharkiv hingga akhir hayatnya. Jumat kemarin, Rusia meluncurkan bom dan menghantam rumahnya sekaligus membuatnya tewas.”
“Tindakan kriminal yang tidak diketahui. Hidup dari Hitler, dibunuh oleh Putin,” tulisnya.
Diketahui, Kharkiv adalah salah satu kota yang dijadikan subjek misil dan penyerangan dengan menggunakan roket sejak invasi Rusia.
Pada 15 Maret 2022 lalu, serangan terjadi di kota Kharkiv dan menyebabkan satu orang tewas dan lainnya terluka setelah serangan bertubi-tubi menghantam.
Setidaknya terdaapt 65 serangan pada 15 Maret 2022 dan perlawanan juga terjadi di Izium, Balaklia, dan Dergachi yang mana merupakan tiga daerah yang berada di wilayah Kharkiv.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Administrasi Kharkiv, Oleh Syniehubov.
Lalu, sejak invasi Rusia dimulai, 600 rumah warga di kota Kharkiv telah hancur dan dinyatakan tidak dapat diperbaiki kembali.
Baca juga: Militer Ukraina Tolak Letakkan Senjata, Spanduk di Jalanan Mariupol: Rusia! Selamat Datang di Neraka