TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan negaranya tidak akan pernah bisa memenuhi ultimatum yang diajukan oleh Federasi Rusia.
Alasannya karena untuk memenuhi tuntutan tersebut tentu saja akan membutuhkan 'pemusnahan total' rakyat Ukraina.
Pernyataan ini disampaikannya dalam sebuah wawancara dengan media Eropa.
"Ukraina tidak akan dapat memenuhi ultimatum Rusia. Kami tidak akan dapat melakukannya secara fisik. Bagaimana ini bisa dilakukan? Kita semua harus dimusnahkan dulu maka ultimatum mereka bisa dipenuhi secara otomatis. Misalnya mereka berkata, 'beri kami Kharkiv, beri kami Mariupol, beri kami Kiev'. Baik penduduk Kharkiv, penduduk Mariupol, penduduk Kiev, maupun Presiden tidak akan dapat melakukan itu. Kami melihat ini bahkan di kota-kota yang diduduki," kata Zelenskyy.
Baca juga: Jadi Basis Peluncur Roket Ukraina, Rusia Gempur Pusat Belanja di Kiev
Dikutip dari laman Ukrinform, Selasa (22/3/2022), ia menambahkan bahwa rakyat Ukraina tidak menyerah saat pasukan Rusia masuk ke Melitopol dan Berdyansk.
"Saat pasukan Rusia mengibarkan bendera Rusia, orang-orang menurunkannya. Saat pasukan Rusia membunuh seorang pria. Ya, orang-orang ini memang bersembunyi, namun mereka kembali pada malam hari dan menurunkan bendera itu lagi. Apa yang kalian inginkan? Membunuh kami semua? Ultimatum itu baru bisa kami penuhi saat kami meninggal dunia," tegas Zelenskyy.
Zelenskyy kemudian menekankan bahwa ultimatum tersebut tidak akan membawa hasil apapun bagi Federasi Rusia dalam perang melawan Ukraina.
Sebelumnya pada 24 Februari lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mulai meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina.
Dia menyebutnya sebagai operasi militer khusus.
Setelah dimulainya invasi, pasukan Rusia telah menembaki dan menghancurkan infrastruktur utama Ukraina.
Selain itu, secara besar-besaran juga menyerang daerah pemukiman di kota-kota dan desa-desa Ukraina menggunakan artileri, roket, dan rudal balistik.
Darurat militer pun diberlakukan di Ukraina, bahkan mobilisasi umum turut diumumkan.