TRIBUNNEWS.COM - Amnesty International mengatakan pada Selasa (29/3/2022), serangan Rusia di Ukraina mirip dengan perang Suriah.
Serangan Rusia disebut telah meningkatkan kekhawatiran "kejahatan perang" ketika korban sipil terus bertambah.
Diketahui, sudah sebulan lebih Rusia melancarkan serangannya di Ukraina.
Menghancurkan kota-kota dan memaksa ribuan orang melarikan diri dari negara itu.
"Apa yang terjadi di Ukraina adalah pengulangan dari apa yang telah kita lihat di Suriah," kata Agnes Callamard, sekretaris jenderal pengawas hak-hak global, sebagaiman dikutip dari CNA.
Dia berbicara di Johannesburg pada peluncuran laporan tahunan kelompok tentang keadaan hak asasi manusia di dunia.
Baca juga: Jerman akan Tuntut Siapa pun yang Gunakan Simbol Z Pasukan Rusia dalam Perang Ukraina
Baca juga: Roman Abramovich Alami Keracunan saat Ikut Perundingan Damai Rusia dan Ukraina
"Kami berada di tengah serangan yang disengaja terhadap infrastruktur sipil," katanya.
Callamard menuding Rusia mengubah koridor kemanusiaan menjadi "jebakan maut".
"Kami melihat hal yang sama (di Ukraina), seperti yang dilakukan Rusia di Suriah."
Direktur Amnesty di Eropa Timur dan Asia Marie Struthers sependapat, mengatakan pada pengarahan terpisah di Paris bahwa para peneliti di Ukraina telah mendokumentasikan penggunaan taktik yang sama seperti di Suriah dan Chechnya, termasuk serangan terhadap warga sipil dan penggunaan senjata yang dilarang berdasarkan hukum internasional.
Membandingkan kota Mariupol yang terkepung dengan kota Aleppo di Suriah, yang dihancurkan oleh Presiden Bashar al-Assad dengan bantuan kekuatan udara Rusia, Callamard mengatakan bahwa "pengamatan kelompok pelobi hak pada saat ini, adalah peningkatan kejahatan perang."
Pemerintah Amerika Serikat pekan lalu mengatakan bahwa informasi publik dan intelijen yang dikumpulkannya merupakan bukti kuat bahwa militer Rusia telah melakukan kejahatan perang di Ukraina.
Seorang pejabat senior Ukraina mengatakan kepada AFP pada hari Senin bahwa sekitar 5.000 orang telah dimakamkan di Mariupol saja.
Rusia adalah pendukung utama pemerintah Suriah dalam perang yang meletus pada Maret 2011.