"Jika kami melihat bahwa suasana berubah dan mereka siap untuk percakapan yang serius, substantif dan pengaturan yang seimbang, maka semuanya akan bergerak maju," kata Kuleba.
Dia mengatakan jika hasilnya adalah "pengulangan propaganda," maka pembicaraan akan gagal lagi.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan akan menjadi jelas "pada hari Selasa atau Rabu" apakah pembicaraan itu menjanjikan.
Dia mengatakan Abramovich, sekutu pemimpin Rusia, Vladimir Putin, bukan anggota resmi delegasi Moskow pada pembicaraan itu tetapi menegaskan dia menghadiri pertemuan itu.
Peskov mengatakan laporan bahwa Abramovich telah diracuni saat negosiasi informal sebelumnya tidak benar dan kabar itu adalah bagian dari "perang informasi".
Sebelumnya, Abramovich dan seorang anggota parlemen Ukraina dan negosiator perdamaian, Rustem Umerov, dialporkan menderita gejala yang konsisten dengan keracunan awal bulan ini, menurut sumber yang mengetahui langsung insiden tersebut.
Kedua pria tersebut, yang hanya mengonsumsi cokelat dan air, dirawat karena kehilangan penglihatan dan kulit mengelupas.
Tuduhan itu pertama kali dilaporkan di Wall Street Journal dan oleh outlet investigasi Bellingcat.
Seorang pejabat senior departemen luar negeri AS mengatakan, Putin tampaknya tidak siap untuk membuat kompromi untuk mengakhiri perang.
Sementara Vadym Denysenko, seorang penasihat menteri dalam negeri Ukraina, mengatakan bahwa dia ragu akan ada terobosan.
Invasi Moskow ke Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari, telah menewaskan sekitar 20.000 orang, memaksa lebih dari 10 juta orang meninggalkan rumah mereka – termasuk lebih dari 3,8 juta yang telah meninggalkan negara itu.
Invasi itu memicu serangkaian sanksi ekonomi barat yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia.
Kyiv menyarankan Moskow untuk lebih fleksibel setelah gagal dalam tujuan awalnya yaitu mengepung ibukota Ukraina dan memaksa pemerintah menyerah dengan cepat.
Pasukan Rusia dilaporkan tertahan oleh kegagalan logistik, kerugian besar dan perlawanan keras Ukraina.