Kekurangan dolar telah menyebabkan kekurangan energi yang mempengaruhi semua sektor dan menyebabkan meroketnya harga dengan inflasi pada rekor 17,5 persen pada Februari, tertinggi bulanan kelima berturut-turut.
Pejabat kementerian energi mengatakan mereka berhasil mengumpulkan $42m pada Jumat (25/3/2022) untuk membayar kargo solar dan bahan bakar penerbangan, ditahan di pelabuhan Kolombo selama hampir dua minggu karena tidak ada dolar untuk membayarnya.
Korban jiwa saat antre pom bensin
Antrean panjang untuk mendapatkan bahan bakar telah menimbulkan korban jiwa.
Informasi terbaru, setidaknya empat orang tewas dalam sepekan terakhir saat menunggu berjam-jam saat mengisi bensin.
Kelangkaan dan harga yang meroket menyebabkan kesulitan di negara pulau itu.
Sementara itu, Al Jazeera sebelumnya melaporkan dua pria berusia sekitar 70-an, meninggal ketika menunggu bensin dan minyak tanah di dua negara bagian berbeda, kata juru bicara kepolisian Nalin Thalduwa, di Ibu Kota Kolombo, Minggu (20/3/2022).
"Satu pengendara roda tiga, berusia 70 tahun, penderita diabetes dan jantung, sedangkan yang kedua 72 tahun. Keduanya sudah mengantre sekitar empat jam untuk membeli bahan bakar minyak," terang Thalduwa.
Pengemudi terpaksa menunggu berjam-jam di luar SPBU untuk membeli bensin.
Pingsan antri beli gas memasak
Laporan media lokal mengatakan beberapa wanita yang berdiri di bawah terik matahari untuk membeli gas memasak, pingsan di beberapa lokasi di seluruh pulau selama akhir pekan.
"Pada Minggu (20/3/2022), Sri Lanka menangguhkan operasi di satu-satunya kilang bahan bakar setelah stok minyak mentah habis," kata Ashoka Ranwala, presiden Serikat Pekerja Umum Perminyakan.
Kementerian Energi Sri Lanka tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.
Penggunaan minyak tanah meningkat setelah keluarga berpenghasilan rendah mulai beralih dari gas memasak karena kenaikan harga.