TRIBUNNEWS.COM, DNIPROPETROVSK - Militer Rusia disebut telah melancarkan beberapa serangan udara di wilayah Dnipropetrovsk dan menghantam depot minyak serta pabrik di wilayah itu pada Selasa malam waktu setempat.
Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Administrasi Militer Daerah Dnipropetrovsk, Valentyn Reznichenko dalam pesan Telegramnya.
"Malam itu mengkhawatirkan dan sulit, Rusia menyerang wilayah kami dari udara dan terkena depot minyak serta salah satu pabrik. Depot minyak dengan bahan bakar pun hancur. Tim penyelamat juga saat ini masih memadamkan api di pabrik, karena terjadi kebakaran besar, bahan bakarnya menyala," kata Reznichenko.
Dikutip dari laman Ukrinform, Rabu (6/4/2022), jumlah korban terkait serangan itu pun kini sedang diklarifikasi.
Baca juga: Pasukan Rusia Tembaki Wilayah Dnipropetrovsk, Antara Nikopol dan Oleksiivka
Perlu diketahui, pada 30 Maret lalu, serangan rudal Rusia juga menghancurkan depot minyak di Dnipro, namun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi nasional negara itu pada 24 Februari lalu bahwa sebagai tanggapan atas permintaan para Kepala Republik Donbass, ia telah membuat keputusan untuk melakukan operasi militer khusus ke Ukraina.
Operasi ini dilakukan untuk melindungi orang-orang 'yang telah mengalami pelecehan dan genosida oleh rezim Ukraina selama 8 tahun'.
Kendati demikian, pemimpin Rusia itu menekankan bahwa negaranya tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina.
Ia juga menekankan operasi tersebut ditujukan untuk 'denazifikasi dan demiliterisasi Ukraina'.
Sementara itu, negara Barat telah memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia karena melakukan invasi ke Ukraina.
Penerapan sanksi ditujukan terhadap badan hukum maupun individu swasta Rusia.