News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Anggota Parlemen Rusia Ancam Finlandia jika Gabung NATO, Ini yang Mungkin Terjadi

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Orang-orang berjalan di jalan dengan beberapa mayat tergeletak di jalan di Bucha, barat laut Kyiv, saat Ukraina mengatakan pasukan Rusia membuat mundur cepat dari daerah utara sekitar Kyiv dan kota Chernigiv, pada 2 April 2022. - Mayat sedikitnya 20 pria berpakaian sipil ditemukan tergeletak di satu jalan Sabtu setelah pasukan Ukraina merebut kembali kota Bucha dekat Kyiv dari pasukan Rusia, kata wartawan AFP. Pasukan Rusia menarik diri dari beberapa kota dekat Kyiv dalam beberapa hari terakhir setelah upaya Moskow untuk mengepung ibukota gagal, dengan Ukraina menyatakan bahwa Bucha telah dibebaskan. (Photo by RONALDO SCHEMIDT / AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Seorang anggota parlemen Rusia memperingatkan pembalasan Rusia jika Finlandia bergabung dengan NATO.

Dilansir Newsweek, anggota Dewan Federasi Rusia Vladimir Dzhabarov, mengatakan bahwa setiap langkah Helsinki untuk bergabung dengan NATO akan menjadi "kesalahan strategis". 

Menurutnya, meski Finlandia mengembangkan hubungan dekat dengan Kremlin, keanggotaan NATO mengartikan negara itu akan menjadi target.

"Saya pikir itu (akan) menjadi tragedi yang mengerikan bagi seluruh rakyat Finlandia," kata Dzhabarov.

Kendati demikian, ia menyebut tidak mungkin Finlandia akan "menandatangani kartu untuk penghancuran negara mereka sendiri".

Suasana salah satu sudut kota di Finlandia (Telegraph via tribunnewsbogor.com)

Baca juga: Komentar Kementerian Luar Negeri RI Soal Ucapan Menkeu AS yang Bakal Absen dari G20 Jika Ada Rusia

Baca juga: Kesaksian Perempuan Ukraina Lihat Tentara Rusia Eksekusi Mati Suaminya

Komentar Dzhabarov ini dirilis kantor berita lokal, RIA Novosti, pada Rabu (6/4/2022).

Ini merupakan ancaman terbaru Kremlin terhadap rencana Finlandia bergabung dengan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Perluasan aliansi ini ke negara-negara bekas Uni Soviet, menjadi salah satu dalih Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan serangan ke Ukraina.

Pada Maret lalu, Kepala Departemen Eropa Kementerian Luar Negeri Rusia, Sergei Belyayev mengatakan, Finlandia akan menghadapi konsekuensi politik yang serius jika masuk ke dalam NATO.

Sebelumnya, pada Selasa (5/4/2022) lalu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengungkapkan bahwa Finlandia dan Swedia akan diterima untuk bergabung dengan aliansi.

Apa yang terjadi jika Finlandia gabung NATO?

Masuknya Finlandia menjadi anggota NATO akan menjadi perubahan besar dalam lingkungan keamanan Eropa setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Keanggotaan Finlandia akan secara drastis mengubah peta pertarungan antara Rusia dan Barat.

Dikutip dari Foreign Policy, jika Finlandia bergabung dengan aliansi tersebut, total perbatasan darat antara wilayah NATO dan Rusia akan lebih dari dua kali lipat, dari sekitar 754 mil saat ini menjadi hampir 1.600 mil. 

Sayap utara NATO akan semakin luas, melintasi perbatasan penuh dengan wilayah Murmansk dan Semenanjung Kola yang penting secara strategis di Rusia, di mana sebagian besar angkatan laut Rusia berpangkalan.

Barisan mayat untuk diidentifikasi oleh personel forensik dan petugas polisi di pemakaman di Bucha, utara Kyiv, pada 6 April 2022, setelah ratusan warga sipil ditemukan tewas di daerah-daerah di mana pasukan Rusia telah ditarik. Ibukota Ukraina, termasuk kota Bucha. - Terletak 30 kilometer (19 mil) barat laut dari pusat kota Kyiv, kota Bucha diduduki oleh pasukan Rusia pada 27 Februari pada hari-hari awal perang dan tetap di bawah kendali mereka selama sebulan. Setelah pengeboman berhenti, pasukan Ukraina berhasil merebut kembali kota tersebut. Sejumlah besar mayat pria dengan pakaian sipil telah ditemukan di jalan-jalan. (Photo by RONALDO SCHEMIDT / AFP) (AFP/RONALDO SCHEMIDT)

Wacana untuk bergabung dengan NATO juga terjadi di negara tetangga, Swedia.

Sama seperti Finlandia, Swedia menjadi negara netral atau non-blok selama beberapa dekade hingga wacana untuk bergabung dengan aliansi menguat, menyusul invasi Rusia ke Ukraina.

Bahkan dari kedua negara ini, publik Swedialah yang secara historis lebih terbuka untuk menjadi anggota aliansi militer daripada Finlandia.

Meskipun Finlandia semakin dekat dengan keanggotaan NATO daripada Swedia, sebagian besar analis dan diplomat setuju bahwa kedua negara ini adalah satu paket.

Jika satu bergabung, yang lain kemungkinan akan mengikuti.

Sejarah Finlandia dan Uni Soviet

Finlandia berbagi perbatasan sepanjang 830 mil dengan Rusia dan pernah menjadi bagian dari kekaisaran Rusia.

Negara ini memperoleh kemerdekaan setelah Perang Dunia I.

Uni Soviet menginvasi Finlandia pada tahun 1939, dalam peristiwa yang dikenal sebagai Perang Musim Dingin.

Setelah perjanjian damai pada tahun 1940, Soviet dan Finlandia kembali bentrok dalam Perang Berkelanjutan yang dimulai pada tahun 1941, tepat setelah Nazi Jerman menginvasi Uni Soviet.

Perang berlangsung hingga tahun 1944.

Pada tahun 1948, Finlandia menandatangani Perjanjian Persahabatan, Kerjasama, dan Bantuan Bersama dan bertekad untuk tetap netral.

Ilustrasi Perang Dunia I (Wikipedia)

Baca juga: NATO Sebut Rusia akan Lancarkan Serangan Baru di Donbas Ukraina dalam Beberapa Minggu ke Depan

Baca juga: Taliban Disebut Lebih Hebat Dibandingkan Tentara Rusia, Ini Alasannya

Sebuah perjanjian persahabatan baru ditandatangani antara Helsinki dan Moskow pada tahun 1992.

Namun, agresi Moskow di Ukraina membuat Helsinki mencari cara untuk memperkuat keamanan nasional, termasuk kemungkinan bergabung dengan NATO.

Gagasan ini semakin populer di kalangan politisi Finlandia.

Ada peningkatan dukungan juga dari publik terkait kemungkinan bergabung dengan aliansi.

Menurut survei pada bulan lalu, mayoritas atau 60 persen orang Finlandia mendukung bergabung dengan NATO.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini