TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan pada Kamis kemarin bahwa Rusia akan tetap melanjutkan pembicaraan dengan Ukraina meskipun ada provokasi.
"Terlepas dari semua provokasi, delegasi Rusia akan melanjutkan proses negosiasi, mempromosikan rancangan perjanjian kami yang dengan jelas dan lengkap menjelaskan posisi dan tuntutan awal kami," kata Lavrov.
Dikutip dari laman TASS, Jumat (8/4/2022), ia mencatat bahwa Ukraina telah mempresentasikan rancangan perjanjian yang menandai penyimpangan dari ketentuan yang dicatat dalam pertemuan yang diadakan di Istanbul Turki pada 29 Maret lalu.
Diplomat top Rusia itu menekankan bahwa ketidakmampuan pihak berwenang Ukraina untuk membuat kesepakatan, menunjukkan rencana mereka untuk memperpanjang dan bahkan merusak negosiasi.
"Kami melihatnya sebagai bukti fakta bahwa rezim Ukraina dikendalikan oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, yang mendorong Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk melanjutkan kegiatan militernya," tegas Lavrov.
Sebelumnya, delegasi Rusia dan Ukraina mengadakan putaran lanjutan negosiasi di Istanbul pada 29 Maret lalu.
Baca juga: Kisah Sniper Wanita Ukraina, Sebut Tentara Rusia Sebagai Makhluk Orc
Setelah pertemuan itu, Kepala delegasi Rusia Vladimir Medinsky mengatakan bahwa Ukraina telah mempresentasikan proposal tertulis untuk kesepakatan antara dua negara.
Medinsky menyatakan bahwa Rusia akan mempertimbangkan proposal dan mengajukan inisiatifnya sendiri, sementara pasukan Rusia akan mengurangi aktivitas mereka di wilayah Kiev dan Chernigov.
Selain itu, kata dia, Rusia juga akan mengusulkan agar pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Zelensky dilakukan bersamaan dengan penandatanganan perjanjian damai oleh menteri Luar Negeri kedua negara.