TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin telah menunjuk seorang jenderal baru untuk mengarahkan perang di Ukraina ketika militernya mengubah rencana usai gagal merebut Kyiv, menurut seorang pejabat Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
Para pejabat mengatakan kepada CNN, Jenderal Angkatan Darat Alexander Dvornikov, Komandan Distrik Militer Selatan Rusia, telah ditunjuk sebagai komandan teater kampanye militer Rusia di Ukraina.
"Ini menunjukkan pengakuan Rusia bahwa itu (rencana militer) berjalan sangat buruk dan mereka perlu melakukan sesuatu yang berbeda," ujar pejabat Eropa tersebut.
Komandan teater bertugas membawa koordinasi sinergis antara tiga cabang angkatan bersenjata, menurut NewsOnAir.
Seorang komandan teater baru dengan pengalaman tempur yang luas, dapat membawa tingkat koordinasi ke serangan yang saat ini diharapkan berfokus pada wilayah Donbas, bukan beberapa wilayah.
Baca juga: Sanksi Makin Bertambah, Jepang Umumkan Larangan Impor Batu Bara dari Rusia
Baca juga: Imbas Konflik Rusia Vs Ukraina, Harga Pangan Dunia Cetak Rekor Tertinggi, Picu Krisis Global
Dvornikov (60), adalah komandan pertama operasi militer Rusia di Suriah usai Putin mengirim pasukannya ke sana pada September 2015 untuk mendukung pemerintah Presiden Bashar Al-Assad.
Di bawah komando Dvornikov sejak September 2015 hingga Juni 2016, pesawat Rusia telah mendukung rezim Assad dan sekutunya saat mereka mengepung Aleppo timur yang dikuasai pemberontak, membombardir lingkungan padat penduduk dan menyebabkan banyak korban sipil.
Kota itu jatuh ke tangan pasukan pemerintah Suriah pada Desember 2016.
Pasukan Rusia telah menggunakan pendekatan yang sama di beberapa wilayah Ukraina, menyerang bangunan tempat tinggal di kota-kota besar dan menghancurkan sebagian besar kota pelabuhan Mariupol.
"Kami akan melihat seberapa efektif itu terbukti," kata pejabat Eropa itu.
“Doktrin Rusia, taktik Rusia tetap sama seperti sejak Afghanistan.”
"Mereka melakukan hal-hal dengan cara lama yang sama," tambah pejabat itu.
Analis militer dan pejabat AS yang akrab dengan penilaian intelijen telah berspekulasi, jenderal baru ditunjuk bertujuan untuk memberi Putin beberapa kemajuan medan perang yang nyata menjelang Hari Kemenangan pada 9 Mei, ketika Rusia mengamati kekalahan Nazi Jerman dan secara tradisional menandai kesempatan tersebut dengan parade di Alun-alun Merah Moskow.
Pejabat Eropa menggambarkannya sebagai "tenggat waktu yang ditentukan sendiri," yang dapat menyebabkan Rusia membuat kesalahan tambahan.