TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Tes diagnostik amplifikasi isotermal pertama di dunia untuk mendeteksi dua bagian genom virus SARS-CoV-2 yang berbeda, telah didaftarkan di Rusia.
Pernyataan ini disampaikan pengawas sanitasi Rusia pada Kamis waktu setempat.
"The Central Research Institute of Epidemiology telah mendaftarkan kit AmpliSens SC2-IT, tes amplifikasi isotermal pertama di dunia untuk mendeteksi dua bagian genom virus SARS-CoV-2 yang berbeda secara bersamaan. Perkembangan baru memastikan peningkatan deteksi virus dan mengurangi kemungkinan penyebaran virus, hasilnya false negative," kata pengawas tersebut.
Dikutip dari laman TASS, Kamis (14/4/2022), kit reagen bekerja berdasarkan metode reproduksi salinan genom patogen in vitro.
"Namun tidak seperti sistem pengujian berbasis LAMP lain yang ada, ini diarahkan untuk mendeteksi dua bagian genom virus SARS-CoV-2 yang berbeda, yang tidak dapat diubah seperti bagian gen-S virus corona. Itu berarti bahwa bahkan dalam kasus mutasi serius dari satu bagian genom, bagian kedua akan memungkinkan untuk mendeteksi virus," jelas pengawas itu.
Menurut pengawas, kit pengujian baru dapat digunakan jika terjadi mutasi pada bagian amplifikasi yang ada.
Baca juga: Waspada Varian Baru SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau Omicron, Ini Negara yang Dilarang Masuk ke Indonesia
"Karena kemungkinan mutasi besar pada dua bagian genom virus corona target sekaligus cukup rendah, platform ini memungkinkan untuk secara cepat memilih bagian lain yang lebih konservatif untuk amplifikasi dan memodifikasi tes," papar pengawas itu.
Perlu diketahui, tes baru ini diklaim sangat sensitif dan hasilnya bisa keluar dalam waktu 20 hingga 25 menit, bukan 90 menit seperti yang dibutuhkan untuk menerima tes Polymerase Chain Reaction (PCR) biasa.
Kit baru ini diadaptasi untuk digunakan berdasarkan infrastruktur yang ada di Rusia, dengan semua komponen diproduksi secara lokal oleh Central Research Institute of Epidemiology.