Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Lembaga konsultan agribisnis terkemuka APK-Inform menyampaikan pada Sabtu (16/4/2022), perusahaan kereta api milik negara Ukraina untuk sementara waktu akan membatasi ekspor beberapa komoditas pertanian melalui penyeberangan perbatasan ke Polandia dan Rumania.
Belum diketahui secara pasti alasan dari pembatasan ekspor ini.
Ukraina merupakan produsen pertanian utama yang mengekspor sebagian besar komoditas pertaniannya melalui pelabuhan.
Baca juga: Pengamat: Sektor Pertanian Mampu Kendalikan Inflasi Indonesia Di Bawah 3 Persen
Namun sejak Rusia melancarkan serangan kepada Ukraina, negara tersebut terpaksa harus mengirim produk pertaniannya melalui daerah perbatasan di barat.
Sebelum perang, setiap bulan Ukraina mengekspor hingga 6 juta ton biji-bijian dan minyak sayur. Pada bulan Maret lalu, ekspor tersebut telah turun menjadi 200 ribu ton.
Dikutip dari Reuters.com, APK-Inform mengatakan pembatasan pengiriman ke Polandia melalui stasiun kereta api Yahodyn, mulai diberlakukan pada Sabtu kemarin hingga Senin (18/4/2022) mendatang.
Pembatasan pengiriman juga diberlakukan terhadap komoditas seperti sereal, minyak sayur, biji-bijian dan produk makanan lainnya yang dikirim melalui Izov di Ukraina, ke kota Hrubeszew dan Slawkov di Polandia.
Baca juga: Gelontorkan Miliran Dolar AS, Crazy Rich Ukraina Janji Bangun Mariupol yang Hancur Diserang Rusia
APK-Inform juga menambahkan, adanya pembatasan pengiriman biji-bijian dan benih Ukraina ke Rumania, melalui penyeberangan Dyakovo dan stasiun kereta api Vadul-Sire, juga sudah diberlakukan sejak kemarin hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Menteri Pertanian Ukraina, Mykola Solskyi mengatakan tugas utama kementerian pertanian Ukraina saat ini adalah menemukan cara alternatif untuk mengirim gandum Ukraina.
Ukraina memiliki jutaan ton berbagai komoditas pertanian yang tersedia untuk diekspor. Solskyi menambahkan, sekitar 1,25 juta ton biji-bijian dan minyak sayur berada di kapal komersial yang diblokir di pelabuhan Ukraina dan kemungkinan produk pertanian tersebut dapat segera rusak.