TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Penghitungan kasus virus corona (Covid-19) harian di India mencapai hampir dua kali lipat dari hari sebelumnya, menjadi lebih dari 2.000 untuk kali pertama dalam sebulan.
Temuan ini ditunjukkan dari data pemerintah, saat negara bagian selatan Kerala melaporkan lonjakan kematian akibat Covid-19 yang signifikan.
Dikutip dari laman Al Jazeera, Selasa (19/4/2022), India berada pada pusat krisis global Covid-19 pada momen ini di tahun lalu, namun situasinya telah membaik sejak saat itu.
Bahkan sebagian besar tindakan pencegahan termasuk pemakaian masker baru-baru ini telah dibatalkan.
Namun kemudian kasus mulai mengalami lonjakan di negara berpenduduk 1,35 miliar orang itu dalam beberapa hari terakhir.
Baca juga: Untuk Pertama Kali, Kasus Harian Covid-19 di China Tembus 29.000
Ibu kota India, New Delhi, pada pekan lalu memperketat tindakan pencegahan Covid-19 untuk sekolah-sekolah.
Begitu pula di Uttar Pradesh yang menjadi negara bagian terpadat di India, kembali mewajibkan pemakaian masker di tempat-tempat umum pada beberapa distrik.
Pihak berwenang pun melaporkan 2.183 kasus infeksi baru pada hari Senin kemarin.
Berdasarkan pada data Kementerian Kesehatan India, angka tersebut menjadikan total dari keseluruhan kasus positif menjadi lebih dari 43 juta.
Kementerian itu kemudian melaporkan 214 kematian tambahan, termasuk diantaranya 151 kematian sejak 13 April lalu di Kerala, yang secara luas dianggap mengeluarkan data yang lebih akurat dibandingkan negara bagian lainnya di India.
Sejauh ini, India telah melaporkan total sekitar 522.000 kematian akibat Covid-19.
Meskipun banyak pakar global mengatakan bahwa jumlah kematian sebenarnya bisa mencapai 4 juta dari beberapa ratus juta kasus.
Sementara itu, pemerintahan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi telah berulang kali menolak prediksi yang lebih tinggi itu, dengan mengatakan model matematika yang digunakan untuk memperkirakan kematian di negara-negara bagian kecil tidak dapat diandalkan untuk India.
Selain negara bagian Kerala, Delhi, Maharashtra dan Haryana turut melaporkan peningkatan kasus infeksi tiga digit dalam 24 jam terakhir.
Namun untuk kasus rawat inap masih tergolong rendah.
Ahli Epidemiologi India Chandrakant Lahariya mengatakan bahwa orang harus belajar hidup berdampingan dengan virus tersebut.
Pihak berwenang pun, kata dia, tidak boleh menutup sekolah yang baru saja dibuka.