News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Peringatkan Rencana Operasi Palsu Inteijen Ukraina di Odessa

Penulis: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tentara Rusia berpatroli di teater drama Mariupol, dibom 16 Maret lalu, pada 12 April 2022 di Mariupol, saat pasukan Rusia mengintensifkan kampanye untuk merebut kota pelabuhan yang strategis, bagian dari serangan gencar besar-besaran yang diantisipasi di Ukraina timur, sementara Presiden Rusia membuat kasus menantang untuk perang terhadap tetangga Rusia. (Photo by Alexander NEMENOV / AFP)

Rusia meminta otoritas Kiev menunjukkan respon positif, memberikan instruksi yang tepat kepada para militan untuk mengakhiri perlawanan.

Namun, jika unit tempur Ukraina dan kelompok ultra nasionalis Azov tidak menerima perintah dari Kiev, mereka didesakmembuat keputusan sendiri dan meletakkan senjata.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan saat ini operasi militer di Ukraina memasuki fase baru.

Lavrov mengatakan tujuan aksi militer di Ukraina telah dinyatakan Moskow sejak awal, dan salah satu tujuannya adalah merebut seluruh wilayah yang diklaim Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk.

“Upaya ini akan terus berlanjut. Tahap lain dari operasi ini sudah dimulai,” tegasnya. "Saya yakin ini akan menjadi momen yang sangat penting dari seluruh usaha khusus ini," kata Lavrov.

Kementerian Pertahanan Rusia Selasa pagi waktu setempat melaporkan telah melancarkan serangan ke 1.260 sasaran militer Ukrain, termasuk 1.214 titik kumpul pasukan Ukraina.

Rusia menyerang negara Ukraina sejak 24 Februari 2022, menyusul kegagalan Ukraina mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk 2014.

Moskow mengakui pernyataan kedaulatan Republik Donbass di Donetsk dan Lugansk. Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang memberikan status khusus daerah-daerah itu di wilayah Ukraina.

Kremlin sejak itu menuntutUkraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung blok militer NATO yang dipimpin AS.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik secara paksa.(Tribunnews.com/Southfront.org/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini