News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Parlemen Rusia Disebut Usulkan Ambil Paksa Darah Tawanan Perang Ukraina: Hanya Bagi yang Sehat

Penulis: garudea prabawati
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tentara Ukraina membersihkan mayat setelah serangan roket menewaskan sedikitnya 35 orang pada 8 April 2022 di sebuah stasiun kereta api di Kramatorsk, Ukraina timur, yang digunakan untuk evakuasi sipil.

TRIBUNNEWS.COM - Seorang anggota parlemen Rusia disebut telah mengusulkan untuk secara paksa mengambil darah tawanan perang Ukraina.

Hal itu digunakan untuk merawat warga sipil dan tentara Rusia yang terluka, akibat perang antara Rusia dan Ukraina.

Usulan tersebut dilontarkan oleh Sergey Leonov, anggota Duma Negara Rusia.

Dikutip dari The Sun, ia telah membuat proposal seperti itu menurut Euromaidan Press yang melaporkan kemarin malam.

"Tentu saja, kita berbicara tentang sumbangan yang masuk akal, dan hanya untuk mereka (tawanan perang) yang kesehatannya memungkinkan," ujar Sergey Leonov.

Di sisi lain, menurut seorang pejabat NATO pada awal April, mengatakan hingga 40.000 tentara Rusia terbunuh, terluka, ditangkap hingga hilang.

Baca juga: Dituduh Sebarkan Hoaks, Google Didenda Rusia 11 Juta Rubel

Antara 7.000 dan 15.000 diperkirakan tewas dalam perang di Ukraina sejak invasi diluncurkan pada 24 Februari lalu.

Seorang tentara Rusia berpatroli di jalan Mariupol pada 12 April 2022, saat pasukan Rusia mengintensifkan kampanye untuk merebut kota pelabuhan yang strategis, bagian dari serangan besar-besaran yang diantisipasi di Ukraina timur, sementara Presiden Rusia mengajukan kasus menantang untuk perang di Rusia. (Photo by Alexander NEMENOV / AFP) (AFP/ALEXANDER NEMENOV)

Dikepung di Pabrik Baja di Mariupol, Komandan Ukraina Beri Pesan Video: Ini Bisa Jadi yang Terakhir

Perang antara Rusia dan Ukraina masih terus terjadi.

Di Mariupol, ketegangan terus meningkat.

Tentara Putin mencoba menyerbu sebuah pabrik besi dan baja Azovstal di wilayah tersebut, di mana di lokasi tersebut pasukan terakhir Ukraina dan warga sipil bertahan.

Mereka yang bertahan menggunakan terowongan bawah tanah untuk melakukan pertahanan terakhir.

Para martir Mariupol tersebut telah bersumpah untuk berjuang sampai mati dalam pertempuran dengan Rusia.

Lantas beredar sebuah video, 'pesan terakhir' yang diucapkan Mayor Serhiy Volyna, komandan benteng terakhir pasukan Ukraina di sebuah pabrik baja tersebut.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini