News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Krisis Myanmar

Aung San Suu Kyi Dijatuhi Hukuman Penjara 5 Tahun karena Korupsi

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Inza Maliana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dalam file foto yang diambil pada 22 September 2012, anggota parlemen Myanmar Aung San Suu Kyi menghadiri sebuah acara di Perpustakaan Low Memorial di Universitas Columbia di New York.

TRIBUNNEWS.COM - Pengadilan di Myanmar menjatuhkan hukuman lima tahun penjara kepada pemimpin yang digulingkan, Aung San Suu Kyi pada Rabu (27/4/2022).

Suu Kyi dinyatakan bersalah dalam kasus pertama dari 11 kasus korupsi yang menimpanya, menurut sumber yang mengetahui proses persidangan, dikutip CNN.

Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian itu memimpin Myanmar selama lima tahun, sebelum dipaksa menyerahkan kekuasaan dalam kudeta pada Februari 2021.

Suu Kyi didakwa dengan setidaknya 18 pelanggaran, yang membawa hukuman penjara maksimum gabungan hampir 190 tahun jika terbukti bersalah.

Baca juga: Aung San Suu Kyi Divonis 5 Tahun Oleh Pengadilan Junta Myanmar, Berikut Sepak Terjang The Lady

Baca juga: Rayakan Tahun Baru Buddha, Junta Myanmar Bebaskan Ribuan Tahanan

Foto ini diambil pada 17 Juli 2019, memperlihatkan Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi menghadiri upacara pembukaan Pusat Inovasi Yangon di Yangon. (STR / AFP)

Hakim di ibu kota Naypyidaw menjatuhkan putusan beberapa saat setelah pengadilan melaksanakan persidangan, kata sumber itu, yang menolak disebutkan namanya, karena persidangan diadakan di balik pintu tertutup, dengan informasi terbatas.

Kasus tersebut berpusat pada tuduhan bahwa Suu Kyi (76) menerima 11,4 kilogram (402 oz) emas dan pembayaran tunai senilai total $600.000 dari anak didiknya yang berubah menjadi penuduh, mantan kepala menteri Yangon Phyo Min Thein.

Suu Kyi telah membantah tuduhan itu dan menyebut tuduhan itu "tidak masuk akal."

Tidak segera jelas apakah Suu Kyi akan dipindahkan ke penjara.

Baca juga: Pakai Dokumen Tidak Sah, Warga Keturunan Myanmar di Maluku Dipecat dari Pendidikan Tamtama AD

Baca juga: Pemimpin Junta Myanmar Bersumpah akan Musnahkan Penentang Militer

Dia telah ditahan di lokasi yang dirahasiakan, di mana pemimpin junta Min Aung Hlaing mengatakan dia bisa tetap tinggal setelah vonis bersalah sebelumnya dalam kasus lain.

Komunitas internasional telah menolak persidangan dan menyebutnya sebagai lelucon, serta menuntut pembebasan Suu Kyi secepatnya.

Militer mengatakan, Suu Kyi diadili karena dia melakukan kejahatan dan sedang menjalani proses hukum oleh pengadilan independen.

Seorang juru bicara junta tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Sejak penangkapannya pada pagi hari kudeta 1 Februari tahun lalu, Suu Kyi telah didakwa dengan berbagai kejahatan mulai dari pelanggaran undang-undang pemilu dan rahasia negara hingga penghasutan dan korupsi, tuduhan yang dikatakan para pendukungnya dibuat-buat untuk membunuh setiap peluang politiknya.

Baca juga: Pemimpin Junta Myanmar Bersumpah akan Musnahkan Penentang Militer

Foto tangkap layar AFPTV yang diambil pada 9 April 2021 dari Radio dan Televisi Myanmar (MRTV), juru bicara junta Brigjen Zaw Min Tun berbicara selama konperensi pers oleh pemerintah militer di Naypidaw. Junta Myanmar Senin (25/10/2021) mengancam mengikuti KTT ASEAN setelah asosiasi ini menyatakan pemimpin militer Myanmar tidak dapat hadir karena komitmennya untuk meredakan krisis berdarah diragukan. (Selebaran/AFPTV/ MRTV/AFP)

Junta bebaskan ribuan tahanan

Pemerintah militer Myanmar membebaskan lebih dari 1.600 tahanan sebagai bagian dari perayaan tahun baru umat Buddha, Minggu (17/4/2022).

Dilansir deutsche welle, stasiun televisi MRTV yang dikelola oleh pemerintah melaporkan bahwa Kepala Dewan Militer Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing telah mengampuni 1.619 tahanan, termasuk 42 warga negara asing yang akan dideportasi.

Pembebasan tahanan secara massal biasa terjadi pada hari-hari besar.

Juru bicara Departemen Penjara Myanmar Khin Swe kepada The Associated Press mengatakan bahwa mereka yang dibebaskan sebagian besar adalah kasus pelanggaran narkoba dan kejahatan kriminal biasa.

Letnan Jenderal Aung Lin Dwe, Sekretaris Negara Junta, telah menandatangani pernyataan pengumuman amnesti liburan tahun baru "untuk membawa kebahagiaan pada rakyat dan membawa pesan kemanusiaan.”

Namun, Reuters melaporkan tidak ada pengunjuk rasa politik yang dibebaskan dari penjara Insein di Yangon.

Berita lain terkait Krisis Myanmar

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini