Dalam sebuah pernyataan Rabu pagi, Gazprom menjelaskan sampai akhir hari kerja pada 26 April, ekspor Gazprom belum menerima pembayaran rubel untuk pengiriman gas pada April dari perusahaan 'Bulgargaz' (Bulgaria) dan PGNiG (Polandia).
Pembayaran dalam Rubel jadi keputusan Presiden Vladimir Putin tertanggal 31 Maret. Disebutkan "pembayaran untuk gas yang dikirim sejak 1 April harus dilakukan dalam rubel,".
Kedua perusahaan telah diberitahu tentang ini "pada waktu yang tepat."
Bulan lalu, Putin mewajibkan negara-negara yang telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia, dan masih mengimpor gasnya, untuk menggunakan mata uang Rusia untuk transaksi.
Beberapa pembeli dari sejumlah negara, seperti Hungaria, Austria, dan Jerman telah mengisyaratkan kesediaan menerima tuntutan Moskow.
Pada Senin, Uniper, importir gas Rusia terbesar di Jerman, mengatakan akan memungkinkan untuk membayar pasokan di masa depan tanpa melanggar sanksi barat.
Kanselir Austria Karl Nehammer telah menyatakan sudut pandang yang sama, seperti halnya pemerintah Hungaria.
Uniper mengungkapkan pada Senin ada cara untuk berjalan di garis tipis antara mematuhi sanksi UE dan memenuhi persyaratan Rusia untuk pembayaran rubel.
Seorang perwakilan perusahaan mengatakan “menurut penilaian awal dan oleh karena itu masih tidak mengikat, kami masih menganggap pemrosesan pembayaran yang sesuai di masa depan layak dilakukan.”
Polandia telah menolak untuk mengikuti prosedur ini dan pada hari Selasa memberi sanksi kepada Gazprom, yang memiliki 48 persen saham di perusahaan Polandia yang memiliki jaringan pipa gas Yamal-Eropa.
Rute pipa gas sepanjang 4.000 kilometer mengantarkan gas dari Semenanjung Yamal dan Siberia barat ke Jerman dan Polandia melalui Belarusia.
Berbicara kepada stasiun radio RMF pada Rabu, Petr Naimsky, pejabat pemerintah Polandia yang mengawasi infrastruktur energi strategis negara itu, mengatakan Warsawa takkan lagi membeli gas dari Rusia.
Sementara kontrak 10 tahun Bulgaria dengan Gazprom saat ini akan berakhir pada akhir tahun ini. Bulgargaz tidak akan menyelesaikan kontrak jika harus membayar dalam rubel.
Sofia bergantung pada Rusia untuk sekitar 90 persen gasnya, dengan sisanya berasal dari Azerbaijan.