News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

TV Rusia Sebut Putin Lebih Mungkin Luncurkan Serangan Nuklir daripada Harus Terima Kekalahan

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin dan peluncuran rudal balistik antarbenua Sarmat. Vladimir Putin lebih cenderung mengejar perang nuklir habis-habisan daripada harus mengakui kekalahannya dari Ukraina, kata seorang editor TV pemerintah Rusia.

TRIBUNNEWS.COM - Vladimir Putin lebih cenderung mengejar perang nuklir habis-habisan daripada harus mengakui kekalahannya dari Ukraina, kata seorang editor TV pemerintah Rusia seperti dilansir Independent.

Margarita Simonyan, editor penyiar negara RT dan salah satu bos media terkemuka Kremlin, membuat pernyataan di TV pada Rabu (27/4/2022) malam.

Ia menyatakan bahwa Putin lebih mungkin melepaskan serangan nuklir daripada mengaku gagal dalam "operasi militer khusus" di Ukraina.

"Entah kita kalah di Ukraina, atau Perang Dunia Ketiga dimulai," kata Simonyan.

"Saya pikir Perang Dunia Ketiga lebih realistis, melihat bagaimana kita, melihat bagaimana pemimpin kita."

"Akhir yang paling luar biasa, bahwa semua ini akan berakhir dengan serangan nuklir, tampaknya lebih mungkin bagi saya daripada rangkaian peristiwa lainnya."

"Ini membuat saya ngeri di satu sisi, tetapi di sisi lain, memang seperti itu."

Baca juga: Peringatan Rusia pada Dunia agar Tak Remehkan Risiko Perang Nuklir: Bahayanya Serius, Nyata

Baca juga: Kim Jong Un Janji akan Perkuat serta Kembangkan Kekuatan Nuklir Korea Utara

Cuplikan video handout yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia pada 20 April 2022 menunjukkan peluncuran rudal balistik antarbenua Sarmat di lapangan pengujian Plesetsk, Rusia.  (Selebaran / Kementerian Pertahanan Rusia / AFP)

"Kita akan pergi ke surga, sementara mereka hanya akan mati."

"Kita semua akan mati suatu hari nanti."

Wacana serangan nuklir juga disinggung oleh menteri luar negeri Rusia Sergei Lavrov.

Lavrov mengatakan ancaman konflik nuklir tidak boleh diremehkan.

Ia menyebut bahwa dari setiap kesepakatan untuk mengakhiri konflik di Ukraina akan sangat bergantung pada situasi militer di lapangan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini