TRIBUNNEWS.COM - Kolumnis dan peneliti konflik internasional dan etnis, Uriel Araujo, melihat ada elite AS dan barat yang mendorong terjadinya perang global menggunakan senjata nuklir.
Ulasan panjang Uriel Araujo dipubikasikan di situs Southfront.org, Minggu (7/5/2022). Ia merujuk peristiwa 1 Mei 2022 saat anggota parlemen AS, Adam Kinziger, diwawancarai stasiun CBS.
Adam menyinggung RUU yang antara lain berisi kewenangan Presiden AS menggunakan kekuatan militernya melawan Rusia guna melindungi kepentingan keamanan nasional.
RUU yang sudah disahkan itu juga menyebut kewenangan AS untuk memulihkan integritas teritorial Ukraina.
UU ini secara tidak langsung memberitahukan elite politik dan militer AS menginginkan perang langsung melawan Federasi Rusia, bahkan mempertaruhkan konflik nuklir.
Baca juga: PM Hungaria Victor Orban Samakan Embargo Minyak Rusia Seperti Serangan Nuklir
Baca juga: Peringatan Rusia pada Dunia agar Tak Remehkan Risiko Perang Nuklir: Bahayanya Serius, Nyata
Baca juga: Ini Syarat Kondisi Rusia Akan Gunakan Senjata Nuklirnya di Eropa
Bulan lalu, Senator AS Chris Coons mengatakan Washington seharusnya tidak hanya mengirim senjata ke Ukraina, tetapi menyarankan agar mengirim tentaranya.
Politisi Amerika ini pada dasarnya menyatakan konflik regional harus berubah menjadi perang NATO-Rusia dan berpotensi meningkat menjadi perang global dan nuklir.
Menurut Araujo, ini adalah puncak mengkhawatirkan dari semacam retorika yang telah berlangsung sejak awal konflik.
Pada 23 Februari Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan selama konferensi pers Presiden Rusia Vladimir Putin harus memahami NATO adalah aliansi nuklir.
Satu bulan sebelum Moskow memulai operasi militernya ke Ukraina, Evelyn N Farkas (mantan penasihat senior Panglima Tertinggi Sekutu NATO) mendesak Washington membuat ultimatum ke Kremlin.
Pejabat keamanan di era pemerintahan Obama itu mendesak AS mengorganisir pasukan koalisi untuk memukul mundur Rusia.
Bahkan menempuh risiko jika harus terjadi pertempuran langsung. Narasi ini menunjukkan suara atau aspirasi atau kehendak yang tidak disembunyikan di pihak AS.
Tak lama setelah krisis terjadi, tiga pensiunan jenderal AS, George Joulwan, Wesley Clark, dan Philip Breedlove (semuanya mantan komandan NATO) mengusulkan pembentukan zona larangan terbang di Ukraina.
Dorong Zona Larangan Terbang Ukraina