News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Russell Bonner Bentley, Warga Texas di Donbass Sebut Naziisme Ukraina Seperti Wabah

Penulis: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Orang-orang berdiri dengan barang-barang saat tentara Rusia berjaga di luar sebuah rumah sakit di Mariupol pada 12 April 2022, saat pasukan Rusia mengintensifkan kampanye untuk merebut kota pelabuhan yang strategis itu, bagian dari serangan besar-besaran yang diantisipasi di Ukraina timur, sementara Presiden Rusia melakukan perlawanan kasus untuk perang di tetangga Rusia. (Photo by Alexander NEMENOV / AFP)

TRIBUNNEWS.COM, MARIUPOL – Sudah lebih dua bulan Rusia melancarkan operasi militer khusus ke Ukraina, dan membebaskan sejumlah wilayah berbahasa Rusia di Donbass.

Tepat di Victory Day 9 Mei 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan maksud dan tujuan Rusia menyerang adalah demiliterisasi dan denazify elemen militan di Ukraina.

Putin mengatakan, Rusia melakukan serangan preemtive atau lebih dulu karena Ukraina yang didukung NATO mempersiapkan serangan besar ke Ukraina timur.

Ekaterina Blinova, koresponden senior Sputniknews menulis sebuah kisah petualangan warga asal Texas, AS, yang datang karena fasisme mengancam rakyat Donbass.

Russell Bonner Bentley, seorang Amerika berusia 61 tahun dari Texas, mengatakan dia tidak bisa menahan diri 8 tahun lalu untuk datang menyelamatkan orang-orang Donbass.

Menurut Bentley yang menjuluki dirinya “Koboi Donbass”, mereka menghadapi fasisme seperti yang menimpa kakek buyut mereka 80 tahun lalu.

Baca juga: Kesaksian Warga Prancis 8 Tahun Bertempur di Sisi Pejuang Republik Donbass

Baca juga: Ada Jejak Militer Inggris Latih Tentara Ukraina di Wilayah Donbass

Baca juga: Vladimir Putin: Tujuan Utama Operasi Rusia di Ukraina Adalah Membebaskan Donbass Dari Genosida

Tentara Rusia berpatroli di teater drama Mariupol, dibom 16 Maret lalu, pada 12 April 2022 di Mariupol, saat pasukan Rusia mengintensifkan kampanye untuk merebut kota pelabuhan yang strategis, bagian dari serangan gencar besar-besaran yang diantisipasi di Ukraina timur, sementara Presiden Rusia membuat kasus menantang untuk perang terhadap tetangga Rusia. (Photo by Alexander NEMENOV / AFP) (AFP/ALEXANDER NEMENOV)

Bentley datang pertama sebagai petempur, dan sekarang ia menjadi koresponden perang. Bentley ingin membela tanah tempat dia ingin tinggal selama sisa hidupnya.

"Saya telah berada di sini selama delapan tahun sebagai tentara, sebagai sukarelawan bantuan kemanusiaan," kata Bentley, yang diberi nama sandi "Texas" setelah bergabung dengan milisi Donbass pada 2014.

"Saya bekerja dengan Sut Vremeni (Essence of Time), Unit Tempur, juga dengan Batalyon Vostok dan di Batalyon Spetsnaz. Saya terlibat situasi yang sangat menantang, di Bandara Donetsk, Spartak, Avdeyevka, Yasinovataya," imbuhnya.

Situasi Berbeda saat Rusia Datang

Veteran Donbass itu melihat banyak hal menarik saat itu. Namun, apa yang dia lihat dalam beberapa minggu terakhir sejak Operasi Z Rusia dimulai adalah sesuatu yang sama sekali berbeda.

Menurut Bentley Rusia benar-benar ada di sini sekarang dan mereka melakukan pekerjaan yang hebat.

"Texas" menertawakan pers arus utama barat yang telah mengklaim selama delapan tahun terakhir Angkatan Bersenjata Ukraina berperang melawan pasukan reguler Rusia di Donbass.

"Anda tahu, ini seperti lelucon lama tentang orang yang bertanya kepada jenderal Ukraina, mengapa Anda tidak menyerang Donbass? Dia berkata, karena Rusia ada di sana. Kemudian dia berkata, ya, mengapa Anda tidak menyerang Krimea? ? Dia berkata lagi, karena Rusia benar-benar ada di sana," catat Bentley.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini