Perluasan NATO dan kekacauan penghitungan utang, pembayaran dan hal-hal lain menurut mantan Presiden Rusia ini, telah memperburuk situasi.
“Paling mengganggu adalah kretinisme kosmik (barat) sendiri,” klaimnya.
Menurut Medvedev, Rusia siap untuk memenuhi semua kewajibannya, tetapi berhak untuk mengharapkan bantuan dari mitra dagang.
Jika tidak, dia menekankan, tidak akan ada logika untuk itu. “Di satu sisi, sanksi gila dikenakan pada kami, dan, di sisi lain, (barat) menuntut pasokan makanan,” katanya.
“Itu tidak akan terjadi, kami bukan idiot,” lanjutnya seraya menambahkan tidak akan ada pengiriman ekspor yang merugikan pasar Rusia.
“Makanan bagi warga Rusia adalah hal yang sakral,” katanya.
Sebelumnya pada Kamis (19/5/2022), penasihat Presiden Rusia Maxim Oreshkin memperkirakan kelaparan global bisa terjadi akhir musim gugur atau akhir tahun ini.
Sejak peluncuran operasi militer Rusia di Ukraina pada akhir Februari, Moskow, Kiev, dan berbagai pemimpin barat saling menuding terkait ancaman krisis pangan.
Selama KTT G7 Maret, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengemukakan inisiatif global untuk ketahanan pangan.
Ini melibatkan rencana darurat untuk pelepasan stok jika terjadi krisis, komitmen multilateral untuk tidak memberlakukan pembatasan ekspor bahan baku pertanian.
Inisiatif juga mencakup peningkatan sementara ambang batas produksi, mendukung produksi pangan berkelanjutan di negara-negara yang paling rentan.
AS Ambil Stok Biji-bijian Ukraina
Upaya AS untuk mengambil alih cadangan biji-bijian Ukraina dapat memicu krisis kemanusiaan di negara itu dan menyebabkan kekurangan biji-bijian secara global.
“Penting dalam kondisi, misalnya, kelaparan global yang akan terjadi lebih dekat ke musim gugur, pada akhir tahun ini di seluruh dunia, Rusia tidak boleh menderita, tetapi disediakan makanan sepenuhnya,” kata Oreshkin dikutip RIA Novosti.