Alasan utama potensi kelaparan global ini, menurutnya, adalah kenaikan harga gandum di pasar dunia, yang berasal dari kebijakan moneter Washington yang tidak bertanggung jawab.
“Hingga sekitar 2020, harga gandum di pasar dunia stabil, tetapi setelah pencetakan dolar meningkat, yang dimulai sekitar Juli 2020, harga mulai naik tajam,” katanya merujuk langkah AS menghadapi pandemic Covid-19.
Washington menggunakan strategi mencetak uang tanpa control, namun dampaknya merusak ekonomi AS. Inflasi di Amerika kini ada di level tertinggi.
Menurut Oreshkin, tindakan terbaru pemerintahan Biden kemungkinan akan memperburuk situasi, yang sudah mengerikan.
“Faktanya, apa yang coba dilakukan Amerika dengan Ukraina sekarang adalah mengambil cadangan biji-bijian yang saat ini dimiliki Ukraina,” katanya.
Harga gandum telah melonjak lebih dari 60 persen tahun ini, dengan lonjakan terakhir akibat gangguan pasokan yang disebabkan konflik di Ukraina dan sanksi barat terhadap Moskow.
Situasi ini semakin diperburuk setelah pemasok biji-bijian utama Rusia, Kazakhstan, dan India sebagian besar melarang ekspor untuk melindungi pasokan makanan domestik mereka.
Mengikuti berita dari New Delhi, harga gandum berjangka naik 5,9 persen pada Senin untuk mencapai tertinggi sepanjang masa $ 12,68 per gantang di bursa komoditas Chicago.
Di pasar Eropa, harga gandum mencapai rekor tertinggi sekitar $461 per ton.(Tribunnews.com/RussiaToday/Sputniknews/xna)