News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ukraina Serang Kota Belgorod Rusia, 59 Rumah Rusak

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Desa Solokhi di kota Belgorod, Rusia mendapat serangan dari wilayah Ukraina dalam beberapa hari terakhir, 59 rumah dilaporkan mengalami kerusakan.

TRIBUNNEWS.COM - Desa Solokhi di Kota Belgorod, Rusia mendapat serangan dari wilayah Ukraina dalam beberapa hari terakhir.

Kantor berita Rusia, Tass melaporkan, sebanyak 59 rumah mengalami kerusakan akibat penembakan Ukraina.

"Selama beberapa hari terakhir, desa di perbatasan kami, Solokhi ditembaki beberapa kali dari wilayah Ukraina," kata Gubernur Regional, Vyacheslav Gladkov, Kamis (19/5/2022).

"Kemarin, peluru merusak 19 rumah, termasuk 14 rumah untuk kedua kalinya. Secara keseluruhan, pekerjaan pemulihan harus dilakukan di 59 rumah, " tulis Gubernur di saluran Telegram-nya.

Baca juga: Presiden Ukraina Sebut Donbas Hancur Total oleh Serangan Rudal Rusia

Baca juga: Jadi Presidensi G20, Kominfo: Media Asing Nilai Positif Cara Indonesia Sikapi Perang Rusia-Ukraina

Desa Solokhi di kota Belgorod, Rusia mendapat serangan dari wilayah Ukraina dalam beberapa hari terakhir, 59 rumah dilaporkan mengalami kerusakan.

Pekerja konstruksi untuk sementara memasang bingkai jendela dan atap rumah.

"Upaya sedang dilakukan untuk memulihkan pasokan listrik di desa," kata Gladkov.

Desa Solokhi di wilayah Belgorod mendapat serangan dari wilayah Ukraina pada 18 Mei kemarin.

Pada 11 Mei, militer Ukraina menembaki komunitas tersebut, melukai tujuh warga sipil dan membunuh seorang warga berusia 18 tahun.

Baca juga: Opini: Rusia Harus Biayai Rekonstruksi Ukraina

Baca juga: Kedutaan Besar Belarusia Dapat Teror Bom, Polda Metro Jaya Turun Tangan

Tim Oposisi Rusia Desak Lebih Banyak Sanksi AS

Sementara itu, tim pemimpin oposisi Rusia, Alexey Navalny mendesak lebih banyak sanksi Amerika Serikat (AS).

Dikutip Al Jazeera, Direktur Eksekutif Yayasan Anti-Korupsi itu mengatakan banyaknya sanksi dari Barat sejauh ini berdampak bagi Rusia.

"Mari kita lanjutkan, atau setidaknya umumkan, gelombang berikutnya," kata Ashurkov.

Baca juga: Jubir Kepresidenan Rusia Tegaskan Moskow akan Pertahankan Aset di Luar Negeri

Alexey Navalny (https://www.coe.int/)

Penilaian Komandan Militer Tertinggi Ukraina tentang Konflik dengan Rusia

Lebih jauh, CNN melaporkan tokoh militer paling senior Ukraina bertemu dengan rekan-rekan NATO-nya dan memberikan penilaian yang optimis tentang konflik tersebut.

"Hari ini, kami tidak hanya membela diri. Kami telah melakukan serangkaian serangan balik yang berhasil," kata Jenderal Valeriy Zaluzhny, panglima Staf Umum Ukraina kepada Komite Militer NATO.

"Pasukan Ukraina telah membuka blokir pengepungan Kharkiv dan Mykolaiv, dan bertempur ke arah Kherson," katanya.

Zaluzhny menekankan bahwa Ukraina membayar harga yang sangat tinggi untuk kebebasan dan pilihan Eropa.

Baca juga: Petempur Ukraina di Azovstal Menyerah, Kebohongan Presiden Zelensky Terungkap

Sementara, Eropa sedang mengalami krisis keamanan terbesar sejak Perang Dunia Kedua.

"Sejak 2014, kami menyadari bahwa agresi skala penuh pada akhirnya akan dimulai, dan kami bersiap untuk itu," tambahnya.

Militer Ukraina telah "mengakui bahwa bulan pertama akan menjadi titik balik.

"Kami berhasil mengambil inisiatif strategis musuh, menyebabkan kerugian kritis, dan memaksa mereka untuk meninggalkan tujuan utama - merebut kota Kyiv," lanjutnya.

Namun, terlepas dari keberhasilan Ukraina, Rusia mempertahankan tembakan rudal dengan intensitas tinggi, rata-rata 10-14 rudal balistik dan jelajah per hari.

"Ini merupakan ancaman tidak hanya bagi Ukraina, tetapi juga bagi negara-negara anggota NATO dan itu penting untuk memperkuat pertahanan rudal," imbunya.

Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini