TRIBUNNEWS.COM - Desa Solokhi di Kota Belgorod, Rusia mendapat serangan dari wilayah Ukraina dalam beberapa hari terakhir.
Kantor berita Rusia, Tass melaporkan, sebanyak 59 rumah mengalami kerusakan akibat penembakan Ukraina.
"Selama beberapa hari terakhir, desa di perbatasan kami, Solokhi ditembaki beberapa kali dari wilayah Ukraina," kata Gubernur Regional, Vyacheslav Gladkov, Kamis (19/5/2022).
"Kemarin, peluru merusak 19 rumah, termasuk 14 rumah untuk kedua kalinya. Secara keseluruhan, pekerjaan pemulihan harus dilakukan di 59 rumah, " tulis Gubernur di saluran Telegram-nya.
Baca juga: Presiden Ukraina Sebut Donbas Hancur Total oleh Serangan Rudal Rusia
Baca juga: Jadi Presidensi G20, Kominfo: Media Asing Nilai Positif Cara Indonesia Sikapi Perang Rusia-Ukraina
Pekerja konstruksi untuk sementara memasang bingkai jendela dan atap rumah.
"Upaya sedang dilakukan untuk memulihkan pasokan listrik di desa," kata Gladkov.
Desa Solokhi di wilayah Belgorod mendapat serangan dari wilayah Ukraina pada 18 Mei kemarin.
Pada 11 Mei, militer Ukraina menembaki komunitas tersebut, melukai tujuh warga sipil dan membunuh seorang warga berusia 18 tahun.
Baca juga: Opini: Rusia Harus Biayai Rekonstruksi Ukraina
Baca juga: Kedutaan Besar Belarusia Dapat Teror Bom, Polda Metro Jaya Turun Tangan
Tim Oposisi Rusia Desak Lebih Banyak Sanksi AS
Sementara itu, tim pemimpin oposisi Rusia, Alexey Navalny mendesak lebih banyak sanksi Amerika Serikat (AS).
Dikutip Al Jazeera, Direktur Eksekutif Yayasan Anti-Korupsi itu mengatakan banyaknya sanksi dari Barat sejauh ini berdampak bagi Rusia.
"Mari kita lanjutkan, atau setidaknya umumkan, gelombang berikutnya," kata Ashurkov.
Baca juga: Jubir Kepresidenan Rusia Tegaskan Moskow akan Pertahankan Aset di Luar Negeri
Penilaian Komandan Militer Tertinggi Ukraina tentang Konflik dengan Rusia
Lebih jauh, CNN melaporkan tokoh militer paling senior Ukraina bertemu dengan rekan-rekan NATO-nya dan memberikan penilaian yang optimis tentang konflik tersebut.
"Hari ini, kami tidak hanya membela diri. Kami telah melakukan serangkaian serangan balik yang berhasil," kata Jenderal Valeriy Zaluzhny, panglima Staf Umum Ukraina kepada Komite Militer NATO.
"Pasukan Ukraina telah membuka blokir pengepungan Kharkiv dan Mykolaiv, dan bertempur ke arah Kherson," katanya.
Zaluzhny menekankan bahwa Ukraina membayar harga yang sangat tinggi untuk kebebasan dan pilihan Eropa.
Baca juga: Petempur Ukraina di Azovstal Menyerah, Kebohongan Presiden Zelensky Terungkap
Sementara, Eropa sedang mengalami krisis keamanan terbesar sejak Perang Dunia Kedua.
"Sejak 2014, kami menyadari bahwa agresi skala penuh pada akhirnya akan dimulai, dan kami bersiap untuk itu," tambahnya.
Militer Ukraina telah "mengakui bahwa bulan pertama akan menjadi titik balik.
"Kami berhasil mengambil inisiatif strategis musuh, menyebabkan kerugian kritis, dan memaksa mereka untuk meninggalkan tujuan utama - merebut kota Kyiv," lanjutnya.
Namun, terlepas dari keberhasilan Ukraina, Rusia mempertahankan tembakan rudal dengan intensitas tinggi, rata-rata 10-14 rudal balistik dan jelajah per hari.
"Ini merupakan ancaman tidak hanya bagi Ukraina, tetapi juga bagi negara-negara anggota NATO dan itu penting untuk memperkuat pertahanan rudal," imbunya.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)