TRIBUNNEWS.COM - Para wanita di antara pejuang Azovstal saat ini menjadi tahanan Rusia.
Hal ini dilaporkan kantor berita Rusia, TASS, sebagaimana dikutip AlJazeera.
Ada 78 wanita di antara orang-orang yang ditangkap oleh pasukan Rusia dari pabrik baja Azovtsal, kata seorang pemimpin separatis pro-Rusia.
Pemimpin separatis Donetsk, Denis Pushilin, mengatakan juga ada orang asing di antara mereka yang ditawan di pabrik baja Azovstal.
Ia tidak menyebutkan berapa orang asing yang ditawan.
Baca juga: Google Pilih Ajukan Bangkrut di Rusia, Rekening Bank Disita Pihak Berwenang
Baca juga: Pejabat Ukraina Sebut AS Akan Bantu Hancurkan Armada Laut Hitam Rusia
"Mereka memiliki cukup makanan dan air, mereka juga memiliki cukup senjata,” kata Pushilin kepada TASS.
“Masalahnya adalah kurangnya obat-obatan,” tambahnya, mengacu pada pasukan Ukraina yang bertahan di pabrik baja.
Diketahui, Rusia mengklaim telah merebut Mariupol usai pengepungan hampir tiga bulan yang membuat sebagian besar kota tersebut menjadi reruntuhan, dengan lebih dari 20.000 warga sipil dikhawatirkan tewas.
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, melaporkan pada Presiden Vladimir Putin "pembebasan total" secara keseluruhan dari pabrik baja Azovstal di Mariupol, benteng terakhir perlawanan di Ukraina, kata juru bicara Igor Konashenkov, Jumat (20/5/2022).
Namun, tak ada konfirmasi langsung dari Ukraina, sebagaimana dikutip dari EuroNews.
Kantor berita negara Rusia, RIA Novosti, mengutip kementerian yang mengatakan total 2.439 pejuang Ukraina yang bersembunyi di pabrik baja telah menyerah sejak Senin, termasuk lebih dari 500 pada hari Jumat.
Saat mereka menyerah, pasukan ditawan oleh Rusia, dan setidaknya beberapa dibawa ke bekas koloni penjara.
Lainnya dikabarkan dirawat di rumah sakit.
Kebohongan Zelensky Terungkap