Penyerahan diri ribuan petempur Ukraina, baik tentara regular maupun anggota NeoNazi Azov membuka fakta kebohongan Presiden Ukraina Volodymir Zelensky.
Baca juga: Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov: Rusia Jelas Takkan Pasok Gas Secara Gratis
Baca juga: Kementerian Pertahanan Rusia: 2.439 Tentara Ukraina di Mariupol Telah Menyerah
Total ada 1.730 orang telah menyerah tanpa syarat kepada pasukan Rusia di Mariupol sejak 16 Mei 2022. Kelompok petempur itu menyerahkan diri, bukan dievakuasi.
Dikutip Southfront.org, Kamis (19/5/2022), Deputi Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB Dmitriy Polyansky, menegaskan para petempur Ukraina di Azovstal menyerah tanpa syarat.
Mereka keluar dari komplek luas pabrik baja Azovstal yang dijadikan kubu terakhir perlawanan Ukraina di Mariupol. Dari jumlah total ada 80 orang dalam kondisi luka berat/ringan.
Menyerahnya pasukan Ukraina ini menandai kontrol penuh pasukan Rusia dan milisi Donbass atas kota pelabuhan Mariupol di tepi Laut Azov.
Ihwal kebohongan Zelensky terkait menyerahnya tentara Ukraina dan milisi Azov bermula dari narasinya yang menyebut peran militer Ukraina, ICRC, dan PBB.
Para pejabat militer Rusia belum mengomentari narasi pertukaran militan Ukraina dan tawanan Rusia. Elite di Kiev terus mengklaim para prajuritnya akan ditukar.
Semua yang membutuhkan perawatan meis langsung dibawa ke pusat medis Republik Rakyat Donetsk di Novoazovsk dan Donetsk.
Pemimpin Republik Donetsk Denis Pushilin mengklaim lebih dari separuh militan telah meninggalkan Azovstal.
Di sisi lain, rezim Kiev terus berupaya menghadirkan narasi penyerahan diri itu sebagai operasi kemanusiaan yang dilakukan militer Ukraina.
Presiden Ukraina Vladimir Zelensky membuat rekaman video berisi pernyataannya yang menjelaskan alasan penyerahan prajurit Ukraina dan Resimen Azov.
Baca juga: Ini Komentar Komandan Marinir Ukraina Setelah Menyerah ke Pasukan Rusia
Baca juga: Elite Ukraina Ingin Hapus Total Segala Pengaruh dan Simbol Rusia
Dalam video tersebut, Zelensky menyatakan dia ingin melindungi rakyat dan negara. Apa yang terjadi di Azovstal menurutnya langkah strategis.
“Ini bukan hari yang mudah. Tapi hari ini, seperti hari lainnya, ini tentang menjaga keamanan negara dan rakyat kita. Berkat tindakan militer Ukraina – AFU (Angkatan Bersenjata Ukraina), intelijen, tim perunding, ICRC (Komite Internasional Palang Merah) dan PBB (PBB), kami berharap dapat menyelamatkan nyawa dari orang-orang kita. Ukraina membutuhkan pahlawan Ukraina hidup-hidup. Ini adalah prinsip kami,” kata Zelensky.
Pada 18 Mei 2022, Zelensky kembali membuat pernyatan kebohongan, yang menerangkan penyerahan itu adalah misi kemanusiaan yang diawasi perwira militer dan intelijen Ukraina.