TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA - Percakapan seorang prajurit Rusia dengan istrinya di Telegram yang dibajak oleh pemerintah Ukraina menguak fakta baru.
Istri para tentara Rusia memperbolehkan suaminya untuk merudapaksa gadis-gadis Ukraina selama invansi berlangsung.
Dilansir dari Nypost, istri prajurit itu mengijinkan suaminya merudapaksa wanita-wanita Ukraina asal suaminya menggunakan kondom selama sesi itu berlangsung.
Ia tak ingin suaminya membawa penyakit ke rumah atau meninggalkan keturunannya di rahim wanita lain.
Istri tentara itu juga meminta agar suaminya tidak mengumbar pemerkosaan itu ke dirinya karena akan menimbulkan kecemburuan.
Baca juga: Pengakuan Tentara Rusia yang Terpaksa Ikuti Perintah Putin: Saya Tidak Ingin Jadi Bagian dari Perang
Percakapan yang berdurasi lebih dari 30 detik itu disebarkan ke internet oleh Dinas Keamanan Ukraina.
Ini sebagai upaya Ukraina dalam membuktikan jika Rusia telah melakukan kejahatan perang terhadap warga sipil.
"Kau pergi ke sana dan melakukan pelecehan seksual terhadap wanita Ukraina, jangan beri tahu saya tentang hal-hal ini, mengerti," ujarnya.
Tentara Rusia itu mendengar bahwa istrinya setuju dengan dia untuk melakukan pelecehan seksual terhadap seorang wanita, dan bertanya.
"Jadi selama saya tidak memberi tahu Anda, saya dapat melakukan pelecehan seksual? Apakah itu benar-benar boleh?" Sang istri berkata, "Ya. , saya izinkan, ingat saja untuk memakai asuransi (kondom)," jawabnya.
Dinas Keamanan Ukraina menuduh bahwa dialog ini sebagai bukti jika buruknya moralitas Tentara Rusia.
Ukraina pun bertekad akan memenangkan perang dan segera mengusir para predator itu pulang kembali ke Rusia.
"Kami berjuang untuk memenangkan pertempuran untuk mengusir mereka ini dari Ukraina sesegera mungkin."
Tentara Rusia rudapaksa nenek-nenek 83 tahun