News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Klaim Hancurkan Sejumlah Howitzer 155 MM Kiriman AS untuk Pasukan Ukraina

Penulis: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dokumentasi saat pasukan AS dari Charlie Battery, Batalyon I, Resimen 12 Marinir menembakkan howitzer M777 di sebuah lokasi di Afghanistan pada Oktober 2011.

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Serangan artileri Rusia diklaim telah menghancurkan baterai howitzer M777 155 mm yang dipasok AS ke militer Ukraina.

Pernyataan disertai rekaman video serangan artileri yang dipantau pesawat nirawak disampaikan Kementerian Pertahanan Rusia, Senin (23/5/2022).

Video yang dibagikan menunjukkan aksi meriam artileri Rusia 152 mm 2S5 Giatsint-S self-propelled.

Tidak dijelaskan lokasinya, tetapi menggambarkan serangan itu sebagai "misi balasan”. Media Sputniknews mewartakan perkembangan itu di situsnya.  

Rabu lalu, militer Rusia melaporkan menghancurkan baterai howitzer M777 di dekat Desa Podgornoe.

Tentara Rusia menggunakan pesawat tak berawak untuk memaksa lawan mereka mencari perlindungan di hutan kecil.

Sesudah itu serangan artileri berat menyusul dan diklaim mengeliminasi para tentara yang mengoperasikan howitzer itu. Rekaman video serangan itu juga dibagikan ke media.

Baca juga: AS Latih Pasukan Ukraina untuk Menggunakan Artileri M777 Howitzer hingga Drone

Baca juga: Antisipasi Serangan Rusia, Militer Ukraina Kerahkan Senjata Howitzer Buatan AS

Baca juga: Kanada Latih Tentara Ukraina Cara Gunakan Artileri Howitzer

AS dilaporkan telah mengirimkan 90 sistem artileri tipe M777 ke Ukraina, lebih dari 140.000 peluru 155mm dan sekitar 70 truk yang menarik senjata itu.

Bantuan howitzer lebih kecil dikirimkan sekutu AS, Kanada dan Australia. Beberapa pengamat mengatakan howitzer itu bisa menjadi mengubah jalannya pertempuran.

Namun beberapa laporan mengeluhkan sistem artileri howitzer M777 tidak disertai peralatan komputer canggih untuk memastikan akurasi.

Pentagon menolak mengomentari klaim tersebut, tetapi diyakini mereka menahan sistem pengendalian tembakan digital untuk mencegah Rusia menyita dan mempelajarinya.

Rusia menyerang Ukraina pada akhir Februari, menyusul kegagalan Kiev untuk menerapkan ketentuan perjanjian Minsk 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass, Donetsk dan Lugansk.

Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik secara paksa.

Tank Tempur Utama (MBT) Leopard milik militer Jerman yang dimodernisasi guna menghadapi kemajuan teknologi tank Rusia seperti tank T-14 Armata. (Southfront.org)

Saran Jenderal Jerman

Jenderal (Purn) Erich Wade, mantan penasihat militer Kanselir Jerman Angela Merkel menentang pengiriman tank tempur utama Leopard dan ranpur Marder ke Ukraina.

Mengutip pernyataannya lewat radio Deutschlandfunk, Wade menyebut keputusan itu jika benar dilakukan tidak sensitif dan berbahaya.

Lebih-lebih mengoperasikan tank tempur utama Leopard dan BMP Marder butuh kualifikasi tinggi dan pelatuhan bertahun-tahun.

“Jika kita tak ingin Perang Dunia Ketiga, lambat atau cepat, tinggalkan cara militer, mulaiah berunding,” kata Erich Wade.

Jerman dilaporkan telah memasok pasukan Kiev dengan ribuan ranjau anti-tank dengan harapan memperlambat kemajuan militer Rusia di Ukraina.

Sementara itu situs analisis intelijen Southfront.org mengabarkan, Jerman telah mengirimkan ribuan ranjau darat.

Dalam laporan yang dirilis pada 17 Mei, Der Spiegel mengungkapkan Jerman telah mengirim 1.600 unit ranjau DM-12 PARM dan 3.000 ranjau anti-tank DM-31 ke Ukraina.

Ranjau anti-tank model DM-12 buatan Jerman ini memiliki jenis khusus. Senjata pembuuh ini dipasang pada tripod kecil.

Peralatan ini akan menembakkan roket bersirip berdaya jangkau efektif 2 hingga 40 meter. Ranjau jenis ini mampu menembus lapisan baja 600 milimeter.

Ranjau canggih ini butuh waktu lima menit untuk bisa menembakkan roketnya. Bisa lewat pengoperasian manual atau kabel pemicu serat optic.

Ranjau anti-tank DM-12 menurut situs Southfront.org memang telah terlihat di Ukraina.

Bahkan, militer Rusia dan sekutunya menyita beberapa unit dari lapangan. Pada 21 Mei, beberapa foto ranjau DM-12 yang baru saja ditemukan muncul secara online.

Sedangkan ranjau anti-tank DM-31 adalah salinan ranjau FFV 028 Swedia buatan Jerman. DM-31 adalah ranjau anti-tank yang lebih tradisional.

Ranjau ini menggunakan mekanisme sensor magnetis supaya bisa meledak. Ledakannya bisa menghantam seluruh lebar kendaraan yang ditargetkan.

Ketika ranjau dipicu, muatan pembersihan kecil meniup bahan apa pun yang mungkin berada di atas ranjau, diikuti sepersekian detik kemudian ledakan utamanya.

Ledakan  utama ranjau ini dapat menembus pelindung perut tank mana pun yang ada saat ini. Namun jenis ranjau DM-31 belum terlihat di Ukraina.

Sekitar 250 tentara Jerman, sebagai bagian dari pasukan NATO, diterbangkan ke bandara Pristina Kosovo, Rabu, (AFP)

Jerman berubah dari penentang utama perang dan sikap menolak mempersenjatai rezim Kiev, menjadi salah satu pendukung militer terbesarnya.

Berlin telah memasok pasukan Kiev banyak senjata, termasuk ribuan roket anti-tank dan rudal anti-pesawat, sejak dimulainya operasi militer khusus Rusia di Ukraina.

Seperti pendukung Kiev lainnya, Jerman berharap dukungan militernya pada akhirnya akan menyebabkan kegagalan operasi militer khusus Rusia.

AS Sebar 100 Ribu Tentara di Eropa

Perkembangan lain, , AS telah memperluas postur keseluruhannya di Eropa dari sekitar 60.000 tentara sebelum eskalasi krisis Ukraina menjadi sekitar 100.000 tentara sekarang ini.

Dari jumlah tersebut, ribuan tentara diduga telah digabungkan ke Pasukan Respons NATO, yang diaktifkan untuk pertama kalinya dalam sejarah NATO awal musim semi ini.

AS akan mempertahankan 100.000 tentara di Eropa untuk masa mendatang kecuali ketegangan antara Rusia dan Swedia dan Finlandia atau sekutu NATO lainnya enjadi lebih besar.

Sputniknews mengutip informasi CNN yang mewartakan keterangan sejumlah narasumber orang dalam Washington.

Menurut laporan itu, jumlah pasukan yang ditempatkan di wilayah itu mungkin meningkat untuk waktu yang singkat jika NATO melakukan lebih banyak latihan militer.

Langkah-langkah itu dibawa ke dalam diskusi setelah para pemimpin militer NATO bertemu di Brussels Kamis lalu.

Pengumuman resminya diharapkan dilakukan pada KTT NATO Juni di Madrid, Spanyol. Para pemimpin NATO dan AS dilaporkan telah mengisyaratkan perubahan lebih permanen.

Bulan lalu, Menhan AS Lloyd Austin memperingatkan para legislator AS konflik Ukraina akan mengubah jejak militer AS di Eropa.

Hal sama dikemukakan beberapa perwira tinggi militer AS kepada legislator AS. Kastaf Gabungan Jenderal Mark Milley telah mendukung pendirian pos-pos permanen AS di Eropa Timur.

Namun tentara AS di pangkalan-pangkalan itu dapat dirotasi, karena Washington tidak perlu menempatkan tentara di sana tanpa batas waktu.

Pentagon, baru-baru ini mengumumkan lebih dari 10.000 tentara pengganti untuk rotasi sementara tersebut, yang menunjukkan perluasan kehadiran AS akan berlanjut.

Swedia dan Finlandia telah menyuarakan keprihatinan tentang keamanan mereka untuk sementara setelah mengajukan aplikasi keanggotaan mereka ke NATO.

Kedua negara telah meminta bantuan keamanan lebih lanjut dari sekutu NATO saat proses sedang berlangsung.

Mayoritas negara NATO telah mendukung aplikasi keanggotaan Finlandia dan Swedia, meskipun Turki dan Kroasia mengekspresikan penolakan atas dasar kepentingan negara itu.(Tribunnews.com/Sputniknews/Southfront/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini