TRIBUNNEWS.COM - Peringatan serangan lintas batas oleh Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023 bisa menjadi peristiwa pemicu yang menimbulkan kekacauan sosial.
Hal ini dikatakan oleh Thomas Haldenwang, kepala Kantor Federal untuk Perlindungan Konstitusi (BfV), kantor berita internasional Prancis AFP melaporkan pada hari Jumat.
BfV adalah badan intelijen domestik federal Jerman, setara dengan Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika.
Senin (7/10/2024) merupakan setahun peringatan serangan 7 Oktober, yang memicu Perang Israel-Hamas hingga kini sedang berlangsung.
Perang tersebut mendorong organisasi Hizbullah untuk memulai kampanye serangan roket dan pesawat tak berawak yang berkelanjutan terhadap Israel pada hari berikutnya.
"Akibatnya bisa menjadi peristiwa pemicu bagi sebagian besar spektrum protes," ucap Haldenwang, seperti diberitakan AFP.
Kepala badan intelijen domestik juga dilaporkan memperingatkan bahwa konflik di Timur Tengah sering kali menciptakan ketegangan di Jerman dan mencatat bahwa kaum Islamis, garis keras pro-Palestina, dan ekstremis lainnya dipersatukan oleh “elemen penghubung” antisemitisme dan anti-Zionisme.
AFP mencatat, sejumlah protes pro-Palestina dijadwalkan berlangsung pada hari Senin.
Setelah melihat aktivis pro-Palestina menunjukkan "kebencian, antisemitisme, dan kekerasan yang berlebihan," juru bicara serikat polisi Benjamin Jedro mengatakan bahwa di Ibu Kota Jerman, Berlin, "kami menghadapi hari-hari mendatang dengan kekhawatiran besar," kantor berita Prancis mengutip pernyataannya.
Selain itu, Haldenwang menyatakan, "Potensi bahaya serangan teroris terhadap individu dan lembaga Yahudi dan Israel, serta terhadap 'Barat' secara keseluruhan, telah meningkat secara signifikan dalam enam bulan terakhir."
“Kaum Islam telah memahami cara menggunakan krisis Timur Tengah saat ini untuk menghidupkan kembali propaganda mereka dan memobilisasi pengikut mereka,” katanya.
Baca juga: Rintihan AS Terbukti Lewat 3 Balasan Email, Biden Takut Dimusuhi Aliansi Arab karena Israel
Menurutnya, ISIS menggunakan propagandanya untuk memanfaatkan situasi di Gaza guna menciptakan emosi dan mendorong kaum muda Muslim di Barat khususnya untuk melakukan serangan.
AS Gengsi
Pemerintah Amerika Serikat (AS) ternyata memiliki kekhawatiran atas kejahatan perang yang dilakukan oleh tentara Israel (IDF) selama serangan di Gaza pada awal Oktober 2023.
Diberitakan The Jerusalem Post, evakuasi massal akan menjadi bencana kemanusiaan dan dapat melanggar hukum internasional.