TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA - Pengadilan Ukraina memerintahkan penangkapan mantan Presiden Viktor Yanukovych yang kini tinggal sebagai eksil di Rusia.
Kejaksaan Agung Ukraina mengumumkan perintah penahanan itu pada Senin (23/5/2022).
“Pada 23 Mei 2022, Pengadilan Distrik Pechersky di Kyiv menetapkan keputusan untuk menjerat Mantan Presiden Ukraina (Yanukovyh) dalam bentuk penahanan selama kelanjutan kasus kriminalnya tentang perbuatan pengkhianatan tingkat tinggi,” tulis Kejaksaan Agung Ukraina melalui kanal Telegram-nya sebagaimana dikutip TASS.
Pengkhianatan tingkat tinggi yang dimaksud otoritas Ukraina adalah perjanjian Kharkiv yang ditandatangani Yanukovych.
Pada 21 April 2010, saat masih menjabat, pendahulu Volodymyr Zelenskyy itu menyetujui perpanjangan waktu penempatan Armada Laut Hitam Rusia di perairan Ukraina selama 25 tahun.
Menurut investigasi Ukraina, Yanukovych terlibat “kolusi” dengan mantan Perdana Menteri Mykola Azarov.
Baca juga: Diplomat Rusia untuk PBB Mengundurkan Diri, Merasa Malu dengan Negaranya Sendiri
Mereka berdua didakwa merusak kedaulatan, integritas teritoral, serta pertahanan Ukraina.
Alasannya, perjanjian Kharkiv memungkinkan Rusia meningkatkan jumlah pasukan di Krimea sebelum menganeksasi semenanjung tersebut kemudian menginvasi Ukraina pada 2022.
Sebelumnya, pengadilan Ukraina telah menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Azarov sehubungan perjanjian Kharkiv pada Oktober 2021 lalu.
Akan tetapi, otoritas Ukraina tidak bisa menangkap langsung Azarov dan Yanukovych melalui aparat hukumnya.
Pasalnya, kedua orang itu kini tinggal sebagai eksil di Rusia.
Yankovych dan Azarov sendiri memimpin pemerintahan pro-Rusia di Kyiv sebelum digulingkan Revolusi Euromaidan pada 2014 silam.
Profil Singkat
Lahir dari keluarga pekerja logam dan perawat di kota timur Yenakiyevo pada Juli 1950, Yanukovych memiliki masa kecil yang bermasalah.
Dia dua kali dipenjara karena kejahatan di masa mudanya.
"Saya berasal dari keluarga yang sangat miskin dan impian utama saya dalam hidup adalah untuk keluar dari kemiskinan ini," katanya dalam file dokumentasi yang dikutip dari BBC.
Memulai karirnya sebagai eksekutif transportasi di industri pertambangan batu bara utama Uni Soviet di Ukraina timur, ia menjadi Doktor Ekonomi pada tahun 2000.
Dia kemudian menjadi gubernur wilayah Donetsk.
Presiden Ukraina saat itu, Leonid Kuchma, mengangkatnya sebagai perdana menteri pada November 2002.
Saat itu pemerintahannya dituduh melakukan korupsi dan salah urus ekonomi.
Dia memenangkan pemilihan presiden tahun 2004.
Namun, setelah protes besar-besaran di Kiev yang kemudian dikenal sebagai Revolusi Oranye, pemilihan tersebut dinyatakan curang dan reputasinya sangat buruk.
Dia membangun kembali karir politiknya sementara pemenang tahun 2004, Viktor Yuschenko dan Yulia Tymoshenko, jatuh ke dalam konflik terus-menerus.
Dia menjabat sebagai perdana menteri dari 2006 hingga 2007 dan menjadi politisi paling populer di Ukraina.
Tahun berikutnya, dia dipenjara selama tujuh tahun atas tuduhan menyalahgunakan kekuasaannya, dalam persidangan dia bersikeras bermotif politik,
Selama masa kepresidenannya, Yanukovych mengarahkan Ukraina menuju hubungan yang lebih dekat dengan UE.
Tapi kemudian, beberapa hari sebelum ditandatangani, dia menolak perjanjian asosiasi pada November 2013.
Protes jalanan, yang terbesar sejak Revolusi Oranye 2004, meletus dan berlanjut selama berbulan-bulan, mencapai klimaks berdarah antara 18-22 Februari.
Dengan presiden terguling dalam pelarian, Tymoshenko dibebaskan.
Sumber: TASS/BBC/Kompas.TV