Editor Morning Star itu menggambarkan apa yang dia lihat di Lvov, mengatakan kota itu pada dasarnya penuh fasis dan tentara bayaran.
Ada orang-orang berseragam militer menggunakan jaringan transportasi sipil untuk memasuki Ukraina dari Polandia.
Orang asing itu membawa perlengkapan militer --mengatakan mereka datang ke Ukraina untuk membunuh orang Rusia-- disambut tangan terbuka.
Menurut Sweeney, mereka tiba seperti di hamparan karpet merah, dan ditepuk-tepuk punggungnya seperti pahlawan.
Dia juga mengatakan, bagaimanapun, sebagai seorang jurnalis, dia diperlakukan dengan cara yang sama sekali berbeda oleh pihak berwenang Ukraina.
“Apa yang terjadi pada saya adalah saya ditanyai tentang bisnis saya di Ukraina; mengatakan saya adalah mata-mata; diberitahu saya akan ditangkap dan disiksa; dan indikasinya mungkin lebih buruk dari itu, yang berarti mereka berpotensi membunuh saya,” kenang Sweeney.
Analisis Jurnalis Serbia
Sebelumnya, seorang blogger dan jurnalis asal Serbia, Nebojsa Malic, membeberkan bagaimana media-media besar barat di AS dan Eropa, berusaha menutupi sepak terjang Batalyon Azov di Ukraina.
Malic secara teratur menulis kolom untuk situas Antiwar.com dari 2000 hingga 2015, dan sekarang menjadi penulis senior di portal media Russia Today. Ulasan terbarunya dipublikasikan Russia Today awal Mei.
Berbagai pernyataan terkini Malic bisa diikuti di channel Telegram @TheNebulator dan di Twitter @NebojsaMalic.
Berikut ini artikel Malic yang menguak bagaimana media barat memandang Ukraina, secara khusus terkait kehadiran kelompok ultranasionalis Neo Nazi Azov.
Ia menganalisis pemberitaan sejumlah media besar barat sepanjang pekan terakhir Maret 2022. Media besar di Inggris dan AS memuat cerita-cerita tentang 'Batalyon Azov' Ukraina.
Isinya berusaha menutupi hampir satu dekade pelaporan sebelumnya yang secara jelas mengidentifikasi kemunculan resimen garis keras yang menunjukkan pengaruh kuat cara kerja unit Nazi Jerman itu.
Menurut Malic, ulasan media-media besar barat itu menggunakan narasumber yang sama, memutar-mutar kisah secara bertele-tele, menunjukkan upaya bersama mengemas Azov sebagai kelompok heroik pembela Ukraina melawan ‘fasisme’ Rusia.