Kecelakaan itu adalah yang paling mematikan di Nepal sejak 1992 ketika 167 orang di dalam pesawat Pakistan International Airlines tewas ketika jatuh saat mendekati bandara Kathmandu.
Hanya dua bulan sebelumnya sebuah pesawat Thai Airways jatuh di dekat bandara yang sama, menewaskan 113 orang.
Pada 2012, sebuah pesawat Agni Air yang juga terbang dari Pokhara ke Jomsom jatuh, menewaskan 15 orang.
Enam orang selamat dalam insiden tersebut.
Pada 2014, sebuah pesawat Nepal Airlines yang terbang dari Pokhara ke Jumla jatuh, menewaskan semua 18 orang di dalamnya.
Pada 2016, sebuah Twin Otter (pesawat penerbangan sipil) Tara Airlines yang terbang dengan rute yang sama jatuh setelah lepas landas, menewaskan 23 orang di dalamnya.
Pada Maret 2018, sebuah pesawat US-Bangla Airlines jatuh di dekat bandara internasional Kathmandu yang terkenal sulit dijangkau, menewaskan 51 orang.
Pada 2019, tiga orang tewas ketika sebuah pesawat keluar dari landasan pacu dan menabrak dua helikopter saat lepas landas di dekat Gunung Everest.
Kecelakaan itu terjadi di bandara Lukla yang merupakan pintu gerbang utama ke wilayah Everest dan terkenal sebagai salah satu yang paling sulit di dunia untuk mendarat dan lepas landas.
Juga pada 2019, Menteri Pariwisata Nepal Rabindra Adhikari termasuk di antara tujuh orang yang tewas ketika sebuah helikopter jatuh di perbukitan timur negara itu.
Bulan ini, bandara internasional kedua Nepal dibuka di Bhairahawa, yang bertujuan untuk memberi para peziarah Buddha dari seluruh Asia akses ke tempat kelahiran Buddha di dekat Lumbini.
Proyek senilai $76 juta akan mengurangi tekanan pada bandara internasional Kathmandu yang terbebani.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)