TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA - Kurang lebih tiga bulan lamanya perang Rusia-Ukraina berlangsung.
Invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari 2022 itu telah memakan korban jiwa baik sipil maupun militer.
Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengklaim sebanyak 30.500 serdadu Rusia tewas sejak invasi hingga Selasa (31/5/2022) kemarin.
Diberitakan Anadolu Agency, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina bahkan mengklaim 150 tentara Rusia tewas dalam kurun waktu 24 jam terakhir.
Ukraina juga mengklaim berhasil menghancurkan berbagai perlengkapan militer milik Rusia.
Diantaranya adalah 208 pesawat tempur, 174 helikopter, dan 515 pesawat nirawak.
Lebih lanjut, Ukraina mengaku telah menghancurkan 1.358 tank, 3.302 kendaraan lapis baja, 649 artileri, 207 peluncur roket, dan 93 sistem pertahanan darat ke udara.
Baca juga: Sebagian Kota Severodonetsk Jatuh ke Tangan Rusia, Wali Kota: 1.500 Warga Tewas
Militer Rusia juga diklaim kehilangan 2.275 kendaran, 13 kapal, serta 120 rudal jelajah.
Klaim Ukraina tersebut jauh lebih tinggi dibanding pernyataan resmi Rusia mengenai korban perang di Ukraina.
Sementara itu, untuk warga sipil, Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan 4.074 sipil tewas dan 4.826 lain terluka sejak perang di Ukraina dimulai.
Jumlah aslinya diperkirakan jauh lebih banyak.
PBB pun memperkirakan lebih dari 6,7 juta orang mengungsi dari Ukraina akibat perang.
Sedangkan 7,7 juta warga telantar di dalam negeri.
Klaim Rusia
Sementara itu informasi terbaru menyebutkan Pemimpin separatis Republik Rakyat Luhansk (LPR) Leonid Pasechnik menyatakan bahwa operasi gabungan pasukan Rusia dan LPR semakin mendekati keberhasilan di wilayah Luhansk Ukraina.
Pasechnik mengaku pasukan Rusia-LPR saat ini mengincar kota Sieverodonetsk dan Lysychansk sebagai target utama.
Hal tersebut disampaikan Pasechnik dalam wawancara khusus bersama kantor berita TASS, Selasa (31/5/2022). Politikus 52 tahun itu menjelaskan bahwa target utama LPR dalam operasi di Donbass adalah “membebaskan” seluruh wilayah Oblast (daerah setingkat provinsi) Luhansk.
Separatis LPR yang pro-Rusia mendeklarasikan kemerdekaan dari Ukraina pada 2014 silam. Mereka berperang lawan pasukan Ukraina sebelum membantu Moskow dalam invasi besar yang diluncurkan pada 24 Februari silam.
Ketika perang Rusia-Ukraina meletus, hanya segelintir wilayah Luhansk yang dikuasai pasukan Ukraina. Dua kota yang tersisa adalah Sievierodonetsk dan Lysychansk, kini dikepung Rusia-LPR.
Pasechnik mengeklaim bahwa kini 95 persen wilayah Luhansk telah direbut LPR. Ia menyebut Rusia-LPR menorehkan progres positif di medan perang, hampir merebut Sievierodonetsk.
“Pertempuran lawan ‘fasis’ Ukraina tengah berlangsung di area urban Sievierodonetsk. Kami bisa menyampaikan bahwa sepertiga kota itu telah kami kuasai,” kata Pasechnik kepada TASS.
Pasukan Rusia dilaporkan membombardir secara brutal Sievierodonetsk. Wali Kota Sievierodonetsk Oleksandr Striuk bahkan menyampaikan bahwa kotanya dibombardir mirip Mariupol.
Sebaliknya, Pasechnik mengeklaim, justru pihak Ukraina lah yang menghancurkan infrastruktur-infrastruktur sipil saat terdesak. Ia menuduh Ukraina memakai warga sipil sebagai tameng.
Meskipun menorehkan progres positif, Pasechnik mengaku belum bisa memprediksi kapan pasukan Rusia-LPR bisa sepenuhnya merebut wilayah Luhansk.
Sumber; Anadolu Agency/TASS/Kompas.TV