TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Berita global didominasi seputar invasi yang terjadi di Ukraina.
Rusia kini memfokuskan serangan ke wilayah timur Ukraina, dengan kota Severodonetsk disebut telah dikuasi 70 % .
Sementara itu, Amerika Serikat setuju untuk memberikan bantuan roket canggih untuk Ukraina.
Selama invasi ini, Rusia menyebut telah kehilangan 3.000 pasukannya.
Selengkapnya, berikut berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Biden Setuju Kirim Sistem Roket Jarak Jauh M142 HIMARS ke Ukraina
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden setuju untuk memberikan sistem roket canggih kepada Ukraina.
Roket canggih dengan presisi jarak jauh tersebut akan masuk dalam paket bantuan senjata senilai 700 juta dolar AS, yang akan diluncurkan pada Rabu.
Dilansir Reuters, seorang pejabat senior mengatakan, AS bersedia mengirimkan sistem roket artileri mobilitas tinggi tersebut setelah Ukraina memberikan jaminan tidak akan menggunakannya untuk menyerang Rusia.
Senjata tersebut dapat secara akurat mencapai target sejauh 80 kilometer atau 50 mil.
Dalam opini New York Times yang terbit pada Selasa (31/5/2022), Biden mengatakan invasi Ukraina dapat berakhir dengan diplomasi.
Baca juga: Biden Tegaskan Amerika Tidak Bisa Kirim Senjata Jarak Jauh untuk Bantu Ukraina
Baca juga: UPDATE Serangan Rusia ke Ukraina Hari ke-98, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi
Namun, Biden mengatakan AS harus menyediakan senjata dan amunisi untuk memberi Ukraina pengaruh tertinggi di meja perundingan.
"Itulah mengapa saya memutuskan bahwa kami akan memberi Ukraina sistem roket dan amunisi yang lebih canggih yang akan memungkinkan mereka untuk lebih tepat menyerang sasaran utama di medan perang di Ukraina," tulis Biden.
Paket bantuan senjata juga termasuk amunisi, radar anti tembakan, sejumlah radar pengawasan udara, rudal anti-tank Javelin tambahan, serta senjata anti-armor, kata para pejabat.
Menurut laporan Al Jazeera, pejabat senior Gedung Putih mengatakan bahwa AS akan memberi Ukraina Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi M142 (HIMARS).
"Sistem ini akan digunakan oleh Ukraina untuk mengusir kemajuan Rusia di wilayah Ukraina, tetapi mereka tidak akan digunakan pada target di wilayah Rusia," kata pejabat itu kepada wartawan.
2. Rusia Kini Kuasai 70 Persen Kota Utama Ukraina, Evakuasi dan Distribusi Bantuan Dihentikan
Pasukan Rusia kini menguasai 70 persen Kota Severodonetsk di Ukraina timur, kata Kepala Administrasi Militer Regional Luhansk Serhiy Hayday, Rabu (1/6/2022).
Hayday mengatakan bagian dari pasukan Ukraina sekarang telah mundur ke posisi yang lebih menguntungkan.
Ukraina juga telah mempersiapkan pasukan lain untuk terus berjuang di dalam kota.
Sementara itu, evakuasi masih ditangguhkan dan distribusi bantuan kemanusiaan juga dihentikan.
"Evakuasi masih ditangguhkan dari Severodonetsk dan tidak mungkin untuk mengimpor bantuan kemanusiaan," kata Hayday sebagaimana dikutip CNN.
Baca juga: Mengenal Sistem Roket Canggih M142 HIMARS, Senjata Baru yang Dikirim Biden ke Ukraina
Baca juga: Amerika Kirim Sistem Roket Jarak Menengah ke Ukraina untuk Tangkal Serangan Artileri Rusia
"Lysychansk yang bertetangga sepenuhnya di bawah kendali Ukraina tetapi semua pemukiman bebas di wilayah Luhansk terus-menerus diserang," tambahnya.
Jika pasukan Rusia menguasai Severodonetsk, Lysychansk akan menjadi satu-satunya daerah perkotaan di Luhansk yang tetap berada di bawah kendali Ukraina.
Tujuh Orang Tewas dan 16 Orang Terluka akibat Serangan Rusia
Sedikitnya tujuh orang tewas dan 16 lainnya terluka di Ukraina dalam 24 jam terakhir, kata pejabat militer Ukraina, Rabu.
Di Ukraina timur, di mana pertempuran sedang berlangsung, empat orang tewas dan sedikitnya 10 lainnya terluka setelah pasukan Rusia melancarkan serangan udara, rudal dan artileri di beberapa kota termasuk Severodonetsk dan Sloviansk, menurut sebuah pernyataan dari Satuan Tugas Gabungan Ukraina.
3. Arti Donbas bagi Putin hingga Alasan Pertempuran Ditingkatkan di Wilayah Itu
Pertempuran di Ukraina akhirnya melanda Donbas, wilayah jantung kota yang luas dan terkepung di Ukraina Timur.
Kini, wilayah yang telah mengalami konflik bertahun-tahun menjadi wilayah berdarah karena invasi Rusia.
Donbas menyelimuti sebagian besar Ukraina timur, dan telah menjadi garis depan konflik negara itu dengan Moskow sejak 2014.
Tapi sekarang, penduduk yang sudah terluka oleh delapan tahun pertempuran, mengalami serangan yang bahkan lebih intens.
Pasukan Rusia mendekati kota Severodonetsk, dan membuat kemajuan bertahap di beberapa bagian wilayah tersebut.
Beberapa serangan telah ditolak oleh serangan balik Ukraina yang tak kalah keras.
Kegagalan untuk merebut wilayah Kyiv dan Ukraina tengah pada bulan-bulan awal invasi membuat Donbas menjadi pusat dari ambisi militer Presiden Rusia Vladimir Putin saat ini.
Baca juga: Biden: Amerika Serikat Tidak Ingin Menggulingkan Putin
Baca juga: Erdogan Bahas Rencana Serangan Turki ke Suriah dengan Putin
Kemenangan Rusia di kawasan itu akan mengejutkan Barat tetapi bisa menyelamatkan tujuan perang Putin, sementara kekalahan bisa memperkuat invasinya sebagai kegagalan bersejarah.
Di sisi lain, perang akan hampir pasti menghancurkan lebih banyak lagi wilayah Donbas, tempat yang signifikan secara sejarah dan budaya yang kedekatannya dengan Rusia.
Lantas, apa arti Donbas bagi Putin?
4. Rusia Klaim 3.043 Pasukan Militer Kremlin Telah Gugur di Medan Perang Ukraina
Memasuki hari ke-98 sejak dimulainya invasi pada akhir Februari lalu, kini kondisi militer Kremlin mulai jatuh berguguran.
Serangan balasan yang dilayangkan Ukraina telah menewaskan ribuan pasukan Rusia.
Menurut data yang dihimpun situs berita iStories, selama tiga bulan terakhir jumlah tentara Rusia yang tewas dalam perang Ukraina telah mencapai 3.043 prajurit dengan rentang usia rata-rata sekitar 28 tahun.
Baca juga: Uni Eropa Bertekad Lemahkan Pendapatan Rusia, 90 Persen Negara UE Putus Impor Minyak dari Moskow
Data tersebut dikumpulkan iStories melalui sumber terbuka seperti media sosial, laporan berita, atau konfirmasi oleh kerabat.
Meskipun jumlah korban Rusia tidak sebanyak korban tewas asal Ukraina, namun melansir dari The Moscow Times, jumlah tersebut terpaut jauh melampaui perkiraan dari Kementerian Pertahanan Rusia.
Sebelum munculnya laporan tersebut, pejabat Kremlin secara terbuka telah mengumumkan kerugian militernya, dimana dalam kurun waktu satu bulan terakhir total korban tewas yang menimpa angkatan militernya telah mencapai 1.351 korban.
Dengan korban tertinggi berasal dari wilayah paling miskin di Rusia seperti Republik Buryatia, Dagestan, dan Chechnya dengan total kematian mencapai 100 tentara.
(Tribunnews.com)