News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

233 Penembakan Massal Terjadi di Amerika Sepanjang 2022, Terbaru di Rumah Sakit Tulsa Oklahoma

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota DPR Sheila Jackson Lee (Demokrat, Texas) berbicara saat dengar pendapat Komite Kehakiman DPR di Gedung Kantor Rayburn House pada 02 Juni 2022 di Washington, DC. Anggota dewan komite mengadakan sidang darurat untuk menandai H.R. 7910, Protecting Our Kids Act paket legislatif tindakan pencegahan kekerasan senjata, sebagai tanggapan atas serangkaian penembakan massal di kota-kota di seluruh Amerika Serikat termasuk di Buffalo, Uvalde dan yang terbaru di Tulsa.

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat mencatat setidaknya terdapat 233 insiden penembakan massal sepanjang tahun 2022, yang bahkan baru memasuki bulan Juni, Independent melaporkan.

The Gun Violence Archive, yang mengumpulkan data tentang insiden kekerasan senjata di Amerika, mencatat ada 693 penembakan massal pada 2021 dan 611 pada 2020.

Insiden terbaru yaitu penembakan di fasilitas medis Tulsa, Oklahoma, Rabu (1/6/2022).

Empat warga sipil tewas dalam insiden itu, ditambah pelaku yang diduga menembak diri sendiri, menurut The Gun Violence Archive.

Kapten Richard Meulenberg dari departemen kepolisian Tulsa mengatakan mereka menemukan banyak orang terluka saat tiba di Gedung Medis Natalie.

Baca juga: Penembakan di RS Oklahoma Amerika Serikat Tewaskan 5 Orang, Termasuk Pelaku

Polisi menanggapi lokasi penembakan massal di Rumah Sakit St. Francis pada 1 Juni 2022 di Tulsa, Oklahoma. Setidaknya empat orang tewas dalam penembakan di Gedung Medis Natalie di kampus rumah sakit, menurut laporan yang diterbitkan. Penembak juga tewas karena luka tembak yang dilakukan sendiri, menurut polisi. J Pat Carter/Getty Images/AFP (AFP)

Insiden itu terjadi hanya seminggu setelah penembakan massal di sekolah dasar Robb di Uvalde, Texas, di mana masyarakat masih belum pulih dari tragedi itu.

Pada serangan tanggal 24 Mei itu, seorang pria bersenjata menggunakan senapan serbu gaya militer dan membunuh 19 siswa dan dua guru sekolah.

Hampir seminggu sebelumnya, pada 14 Mei, penembakan massal lainnya di sebuah supermarket di Kota Buffalo New York, menyebabkan 10 orang tewas dan tiga lainnya luka-luka.

Serangan itu diyakini sebagai serangan rasial yang menargetkan komunitas kulit hitam.

Serentetan kekerasan senjata baru-baru ini di seluruh negeri telah memicu perdebatan tentang perlunya kontrol senjata yang lebih ketat karena Partai Republik dan Demokrat terus bentrok karenanya.

Komite Kehakiman DPR kemudian mengadakan sidang pada hari Kamis untuk memajukan undang-undang yang akan menaikkan batas usia untuk membeli senapan tengah semi-otomatis dari 18 menjadi 21 tahun.

RUU tersebut akan membuat pelanggaran federal untuk mengimpor, memproduksi atau memiliki magazine berkapasitas besar dan akan membuat program hibah untuk membeli kembali magazine tersebut.

Undang-undang oleh Demokrat, yang disebut Protecting Our Kids Act, ditambahkan di tengah meningkatnya tekanan untuk undang-undang yang lebih ketat setelah pembantaian Uvalde.

Anggota DPR Sheila Jackson Lee (Demokrat, Texas) berbicara saat dengar pendapat Komite Kehakiman DPR di Gedung Kantor Rayburn House pada 02 Juni 2022 di Washington, DC. Anggota dewan komite mengadakan sidang darurat untuk menandai H.R. 7910, "Protecting Our Kids Act" paket legislatif tindakan pencegahan kekerasan senjata, sebagai tanggapan atas serangkaian penembakan massal di kota-kota di seluruh Amerika Serikat termasuk di Buffalo, Uvalde dan yang terbaru di Tulsa. (Anna Moneymaker/Getty Images/AFP)

Penembakan di Tulsa

Mengutip Independent, sedikitnya empat orang tewas dan lainnya cedera dalam penembakan di sebuah klinik medis di Oklahoma pada Rabu (1/6/2022), menurut polisi.

Departemen Kepolisian Tulsa mengatakan total lima orang tewas, termasuk penembak.

Awalnya, petugas menanggapi laporan seorang pria membawa senapan di Gedung Natalie Rumah Sakit St Francis, yang kemudian berubah menjadi "situasi penembakan aktif".

Rumah sakit itu memiliki pusat operasi rawat jalan dan pusat kesehatan payudara.

"Kami menanggapi situasi ini seperti bencana sekarang," kata kapten polisi Tulsa Richard Meulenberg kepada sekelompok wartawan.

Wakil kepala polisi Eric Dalgleish mengatakan polisi dipanggil pada pukul 16.52 dan tiba empat menit kemudian.

Polisi kemudian melakukan kontak dengan tersangka pada pukul 17.01 di lantai dua gedung tersebut.

Dalgleish mengatakan tersangka adalah seorang pria kulit hitam berusia antara 35 dan 40 tahun.

Identitasnya tidak diketahui.

Ia membawa pistol dan senapan, dan diyakini telah bunuh diri.

Tidak ada petugas polisi yang terluka dalam insiden tersebut.

Polisi belum mengetahui motif penembak, atau apakah pelaku menargetkan orang atau kelompok tertentu.

Seorang petugas yang berada di dalam Gedung Natalie di rumah sakit itu mengatakan kepada Fox 23 Tulsa bahwa salah satu korban mengenakan seragam dokter, sementara dua lainnya mengenakan pakaian perawat.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini