TRIBUNNEWS.COM - Joe Biden memberi Ukraina senjata paling mematikan.
Keputusan Presiden Joe Biden untuk memberi Ukraina roket canggih jarak jauh menimbulkan sorakan di Kyiv namun kecemasan di Moskow.
Belum jelas seberapa besar perubahan yang akan dibuat oleh senjata canggih itu dalam konflik berkepanjangan ini.
Selain itu, belum diketahui pula bagaimana Rusia akan menanggapi langkah AS yang selalu membantu Ukaina.
Ketika AS meningkatkan kiriman senjata ke Ukraina, Kremlin mencoba untuk membingkai invasinya ke Ukraina sebagai 'perang proksi' antara Washington dan Moskow, USA Today melaporkan.
Namun Biden telah berulang kali mengatakan dia tidak akan mengirim pasukan Amerika untuk berperang dalam konflik.
"Pemerintahan Biden berpendapat paket bantuan militer terbaru ini akan membantu Kyiv menargetkan artileri Rusia di belakang garis depan dan memberi Ukraina lebih banyak pengaruh ketika atau jika negosiasi dilanjutkan,” kata Daniel DePetris, seorang rekan di Defense Priorities, sebuah think tank yang berbasis di Washington.
"Sayangnya, tidak ada negosiasi terlihat," katanya.
"Tidak ada pihak yang siap untuk mengakui apa pun."
Baca juga: Presiden Zelensky Akui Militer Rusia Kuasai 20 Persen Wilayah Ukraina
Mengutip USA Today, berikut adalah empat pertanyaan kunci tentang keputusan terbaru Biden untuk mengirimkan senjta dan potensi dampaknya:
- Apa keuntungan senjata baru itu?
Peluncur artileri roket bergerak yang disediakan Pentagon untuk Ukraina dapat menyerang target dari jarak sekitar 40 mil (64 km).
Saat ini, pasukan Ukraina menggunakan howitzer M777 yang disediakan AS, yang memiliki jangkauan di bawah 20 mil (32 km).
Sekutu Barat lainnya juga telah menyediakan howitzer yang digunakan di wilayah Donbas, timur Ukraina.