News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Diskriminatif dan Stigmatisasi, Para Ilmuwan Minta Nama Virus Monkeypox Diganti

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Roche mengklaim berhasil menemukan alat tes Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dapat mendeteksi penyakit cacar monyet (Monkeypox), saat virus itu menyebar ke luar dari negara endemik.

Bahkan sejak tahun 1976, para ilmuwan yang menyelidiki wabah misterius dan mematikan di sebuah tempat bernama Yambuku di Republik Demokratik Kongo memutuskan untuk tidak memberi nama virus itu, karena dianggap menstigmatisasi.

Infeksi Monkeypox secara historis terbatas di Afrika Barat dan Tengah, di mana virus ini endemik pada beberapa hewan.

Hingga saat ini, kasus yang terlihat di luar negara-negara tersebut jarang terjadi.

Namun pada pertengahan Mei lalu, otoritas kesehatan di Inggris mengumumkan bahwa mereka telah mendeteksi sejumlah kasus pada orang yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke negara-negara endemik.

Sejak mereka mengirimkan peringatan itu, lebih dari 1.500 kasus telah terdeteksi di lebih dari 40 negara di mana virus monkeypox biasanya tidak ditemukan.

Penyebaran yang belum pernah terjadi sebelumnya di daerah-daerah itu dan framing yang dilakukan media mendorong para ilmuwan untuk menyerukan perubahan dalam cara menggambarkan virus.

"Inilah yang dipelopori oleh rekan-rekan dari Afrika, jadi baik Afrika Selatan maupun Nigeria merasa bahwa kami membutuhkan seperangkat nama baru yang secara netral dan objektif dapat digunakan untuk merujuk pada varian genotip virus yang berbeda ini," kata seorang Profesor di Universitas Basel di Swiss, Prof Richard Neher.

Neher yang berfokus pada bidang evolusi virus merupakan penandatangan proposal tersebut.

Baca juga: Polandia Laporkan Kasus Pertama Monkeypox

Mereka menyarankan bahwa virus yang dikenal sebagai clade Kongo disebut sebagai clade 1.

Sedangkan clade Afrika Barat saat ini akan dibagi menjadi dua sebutan, dengan wabah multi-negara besar yang sedang berlangsung sebagai clade 3.

Lebih lanjut, mereka menyarankan bahwa 'h' ditempelkan di depan bentuk pendek virus MPXV untuk menandakan bahwa virus di clade 3 menular dari orang ke orang.

Di negara-negara endemik di Afrika, Monkeypox lebih umum menyebar dari hewan ke orang, dengan penularan terbatas dari orang ke orang, terutama di antara kontak dalam anggota keluarga.

"Harapannya adalah dengan hanya memiliki sistem netral 1, 2, 3 ini, kami akan memiliki perincian yang lebih akurat yang tidak terikat dengan tempat sampel ini di masa lalu. Dengan mendapat dukungan dari sekelompok besar ilmuwan yang secara aktif bekerja pada evolusi virus ini, kemungkinan besar ini akan diadopsi lebih dan lebih luas lagi," kata Neher.

Sumber

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini