Biden menyarankan membangun silo adalah pilihan yang lebih baik untuk saat ini dan dapat membantu Ukraina mengulur waktu.
Dalam pidatonya, Biden mengatakan biji-bijian tidak bisa keluar melalui Laut Hitam karena akan "terlempar keluar dari air" akibat adanya ranjau.
"Jadi kami akan membangun silo, silo sementara, di perbatasan Ukraina, termasuk di Polandia," kata Biden.
"Gandum dapat ditransfer dari gerbong kereta api Ukraina ke dalam silo baru dan kemudian ke gerbong barang Eropa untuk membawanya ke laut dan mengirimkannya ke seluruh dunia," katanya.
Namun Biden mengakui rencana itu memakan waktu.
"Ini hanyalah salah satu langkah yang mungkin berguna dalam memastikan ketahanan pangan."
"Tetapi kami juga membutuhkan koridor hijau untuk pelabuhan kami," kata Andriy Yermak, Kepala Staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, dalam sebuah posting online, mengacu pada blokade.
Kementerian pertanian Ukraina pada hari Selasa mengatakan negara-negara Eropa sedang mempertimbangkan untuk menyediakan silo sementara untuk "mempertahankan hasil panen dan mengamankan pasokan biji-bijian di masa depan".
Penahanan dalam mengekspor biji-bijian telah berkontribusi pada apa yang disebut analis sebagai "badai sempurna" untuk pasokan makanan global.
Sebab, para petani menghadapi kenaikan biaya minyak dan pupuk serta efek yang masih ada dari pembatasan tenaga kerja akibat virus corona.
Kepala Uni Afrika bulan lalu juga memperingatkan bahwa blokade Moskow terhadap pelabuhan-pelabuhan Ukraina berpotensi terjadinya "bencana" kekurangan pangan dan kenaikan harga.
Pertanyaan Keras dari Jurnalis Ukraina ke Menteri Rusia Mengenai Ekspor Gandum
Pekan lalu, seorang jurnalis Ukraina melontarkan pertanyaan memojokkan kepada Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, saat berada di Ankara, Turki.
Dilaporkan Guardian, Lavrov berada di Turki pada hari Rabu (8/6/2022) untuk membahas pembentukan koridor aman untuk ekspor gandum Ukraina.