TRIBUNNEWS.COM - Intelijen militer Inggris menilai, pasukan Rusia dan Ukraina sama-sama mengalami moral yang rendah seiring dengan lamanya perang.
Dalam pembaruannya yang dirilis di Twitter Kementerian Pertahanan Inggris pada Minggu (19/6/2022), intelijen memperkirakan unit tempur Rusia dan Ukraina menderita "moral yang berubah-ubah".
Di sisi Ukraina, beberapa pasukan meninggalkan medan perang.
Namun moral yang rendah ini lebih besar pengaruhnya terhadap pasukan Rusia.
Menurut Kementerian Pertahanan Inggris, ada kasus seluruh unit Rusia melawan perintah dari atasannya.
Baca juga: Imbas Perang yang Memanas, Ukraina Larang Buku hingga Musik Rusia
Baca juga: Rusia Pangkas Pasokan Gas, Austria Operasikan Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara
"Pihak berwenang Rusia kemungkinan besar berjuang untuk memberikan tekanan hukum untuk menanggung pembangkang militer, terhambat oleh status resmi invasi sebagai 'operasi militer khusus' daripada sebagai perang," tulis pembaruan intelijen itu, dikutip dari The Hill.
Dalam konflik ini, perang berjalan tanpa jaminan kemenangan bagi kedua belah pihak.
Walaupun pasukan Ukraina berhasil memukul mundur Rusia di sekitar Ibu Kota Kyiv pada awal invasi, sekarang pertempuran berpusat di Donbas, Ukraina timur.
Menurut intelijen Inggris, tentara Rusia memiliki moral yang rendah karena berbagai alasan.
Diantaranya persepsi kepemimpinan yang buruk, korban yang banyak, stres dalam pertempuran, dan gaji yang kecil.
"Banyak personel Rusia dari semua pangkat juga kemungkinan masih bingung tentang tujuan perang," jelas pembaruan.
Australia Kirim Senjata
Australia mengirim empat dari 14 kendaraan tempur lapis baja ke Ukraina, sebagai bagian dari paket bantuan senilai $285 juta.
Menurut laporan The Guardian, M113AS4 dimuat ke dalam pesawat Ukraina minggu lalu, setelah mantan Menteri Pertahanan Peter Dutton, menjanjikan kendaraan tempur lapis baja dan 20 kendaraan infanteri tambahan pada Mei.