Selain itu, sepersepuluh wilayah Finlandia direbut.
Negara berpenduduk 5,5 juta ini memiliki kekuatan pasukan masa perang 280.000, dengan 870.000 dilatih sebagai tentara cadangan.
Helsinki tidak menghapus wajib militer untuk laki-laki seperti yang dilakukan banyak negara barat lainnya setelah berakhirnya Perang Dingin.
Finlandia juga telah membangun salah satu persenjataan artileri terkuat di Eropa dan menyimpan rudal jelajah dengan jangkauan hingga 370km.
Anggaran pertahanannya mencakup 2 persen dari PDB, yang mana lebih tinggi daripada kebanyakan negara anggota NATO.
Belakangan ini, Finlandia memperkuat militer dengan memesan empat kapal perang baru, serta 64 jet tempur F-35 dari perusahaan AS, Lockheed Martin.
Finlandia juga berencana memesan hingga 2.000 drone dan menyebarkan peralatan anti-pesawat ketinggiannya sendiri, dan sedang membangun penghalang di perbatasannya dengan Rusia.
Menurut jajak pendapat oleh Kementerian Pertahanan pada 18 Mei lalu, 82 persen responden mengaku bersedia berpartisipasi dalam pertahanan nasional jika Finlandia diserang.
Meski begitu, Kivinen menyambut baik keputusan Finlandia untuk melamar di NATO.
Finlandia dan mitranya, Swedia, sedang dalam pembicaraan dengan Turki untuk membahas penolakan Ankara terhadap aplikasi mereka.
Baca juga: Penasihat Zelensky Sebut Ukraina De Facto di NATO, Janjinya Lebih dari Keanggotaan Formal
Baca juga: Tentara Rusia Dilaporkan Eksekusi Fotografer di Ukraina
Ankara keberatan karena Helsinki dan Stockholm disebut memberi dukungan pada militan Kurdi dan memberlakukan embargo senjata di Turki.
Keanggotaan NATO akan memungkinkan Finlandia untuk meningkatkan kapasitas peringatan dini dengan menjadi bagian dari kontrol wilayah udara bersama aliansi, kata Kivinen.
Finlandia juga akan mendapat manfaat pencegahan, di mana serangan terhadap satu anggota dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota.
Namun ia menekankan bahwa pertahanan Finlandia ada di tangan warganya sendiri.
"Tanggung jawab utama pertahanan Finlandia akan tetap dipikul oleh Finlandia," ujarnya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)