News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sri Lanka Bangkrut

Sri Lanka Bangkrut, Otoritas Setempat Kurangi Batas Usia Wanita untuk Jadi Pekerja Migran

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Orang-orang mengantri untuk membeli minyak tanah untuk keperluan rumah tangga di sebuah stasiun pasokan setelah pihak berwenang melonggarkan jam malam yang sedang berlangsung selama beberapa jam di Kolombo pada 12 Mei 2022. - Negara berpenduduk 22 juta orang itu berada dalam krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan dengan kekurangan bahan bakar yang parah. makanan, bahan bakar dan obat-obatan dan pemadaman listrik yang lama. (Photo by ISHARA S. KODIKARA / AFP)

TRIBUNNEWS.COM, COLOMBO - Sri Lanka mengurangi usia minimum wanita untuk diizinkan bekerja di luar negeri atau menjadi pekerja migran, menjadi 21 tahun.

Kebijakan dilakukan di tengah kebangkrutan negara yang sangat membutuhkan aliran masuk mata uang asing.

Selama berbulan-bulan, Sri Lanka kekurangan mata uang asing untuk mengimpor kebutuhan dalam negeri.

Dilansir Arab News, negara Asia Selatan ini bulan lalu gagal bayar utang luar negeri senilai jutaan dolar AS. 

Baca juga: Mengapa Sri Lanka Bangkrut? Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe Sebut Negaranya Telah Runtuh

Bahkan krisis ekonomi yang terjadi saat ini, dianggap yang terburuk sejak merdeka pada tahun 1948.

Terjadi kelangkaan bahan bakar, makanan, hingga obat-obatan di negara ini.

Inflasi sekarang berjalan di 40 persen.

Pengiriman uang dari pekerja migran Sri Lanka, telah lama menjadi sumber utama devisa negara.

Sumber arus masuk yang paling penting adalah Timur Tengah, rumah bagi lebih dari 1 juta warga negara Sri Lanka yang mana 66 persen adalah pekerja migran.

Namun, untuk bekerja di Timur Tengah, perempuan sebelumnya diharuskan berusia minimal 23 tahun.

Batas usia telah diturunkan menjadi 21 tahun, berdasarkan rekomendasi yang dibuat oleh Kementerian Tenaga Kerja Luar Negeri.

Menteri Media Massa, Bandula Gunawardena, mengatakan kepada wartawan bahwa aturan telah dilonggarkan untuk "mendapatkan lebih banyak kesempatan kerja dan menghasilkan lebih banyak dolar untuk negara."

Awal bulan ini, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan bahwa Sri Lanka akan membutuhkan $5 miliar selama enam bulan ke depan untuk mengatasi gejolak ekonomi.

Orang-orang mengantri untuk membeli minyak tanah untuk keperluan rumah tangga di sebuah stasiun pasokan di Kolombo pada 17 Juni 2022. (AFP)

Pengiriman uang dari Sri Lanka biasanya menghasilkan sekitar $7 miliar setahun, sebelum dilanda pandemi Covid-19 pada tahun 2020.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini