News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Jadikan Ukraina Kandidat Anggota, Uni Eropa Dianggap Punya Niat Tertentu pada Rusia

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kanan) dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen membuat pernyataan setelah pembicaraan mereka di Kyiv pada 11 Juni 2022 - Jubir Kemenlu Rusia Maria Zakharova menuduh keputusan Dewan Eropa memberikan status kandidat Uni Eropa ke Ukraina membuktikan tujuan blok itu untuk mengekang Rusia.

TRIBUNNEWS.COM - Rusia menuduh ada maksud tertentu di balik keputusan Dewan Eropa menjadikan Ukraina dan Moldova sebagai kandidat anggota Uni Eropa (UE).

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan Uni Eropa bertujuan "mengekang" Rusia.

Ia juga mengklaim UE melanjutkan strateginya untuk "pengembangan geopolitik aktif ruang CIS" untuk "menahan Moskow".

"Selain itu, segala cara digunakan – mulai dari pengaruh finansial dan ekonomi hingga dukungan militer," tambah Zakharova, dikutip dari Russia Today

Pejabat Kremlin ini menilai strategi tersebut membuat UE menutup mata terhadap kriteria ketat untuk menerima anggota baru.

Baca juga: Warga Uni Eropa Bersiap Hidup Tanpa Pasokan Gas Rusia dan Lonjakan Inflasi

Baca juga: Besok Jokowi akan Berangkat ke Jerman, Lalu Kunjungi Ukraina-Rusia untuk Temui Zelensky dan Putin

Padahal hal tersebut telah diterapkan kepada kandidat-kandidat UE lainnya.

"Masa depan 'Eropa Bersatu', cita-cita demokrasinya dikorbankan demi ekspansi Uni Eropa yang tak terkendali, perbudakan politik dan ekonomi tetangganya," kata Zakharova.

Menurut Zakharova, ini sekali lagi membuktikan bahwa blok tersebut tidak ada hubungannya dengan ekonomi atau kekuatan kreatif di dalamnya.

Dia mengklaim bahwa, dengan memberikan dukungan militer kepada Ukraina, UE berinvestasi atas kelanjutan permusuhan di negara itu.

Ia menilai, Kyiv akan menuntut lebih banyak senjata dengan status barunya tersebut.

"Untuk membunuh warga sipil bersama mereka, menghancurkan infrastruktur sipil, dan menembaki posisi Angkatan Bersenjata Rusia," kata Zakharova, merujuk pada serangan militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina.

Dia mengatakan bahwa pendekatan agresif UE dapat mengakibatkan munculnya "garis perpecahan dan krisis baru yang lebih dalam di Eropa secara keseluruhan."

"Kebijakan Brussel ini tidak ada hubungannya dengan kebutuhan nyata penduduk Ukraina dan negara-negara Uni Eropa," pungkasnya.

Dewan Eropa setuju memberikan status kandidat kepada Ukraina dan Moldova dalam pertemuan puncak Uni Eropa pada Kamis lalu.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini