TRIBUNNEWS.COM - Para pemimpin dari 7 negara dunia atau G7 mengecam aksi Rusia yang menembakkan rudal ke salah satu pusat perbelanjaan di Kremenchuk, Ukraina.
Dilaporkan BBC.com, setidaknya 16 orang tewas dalam serangan tersebut.
Sekitar 1.000 warga diperkirakan berada di mal tersebut saat serangan terjadi pada hari Senin (27/6/2022) sekitar jam 15.50 waktu setempat (20.50 WIB).
Para pemimpin kelompok negara-negara terkaya G7, yang bertemu di Jerman, mengutuk serangan itu.
"Serangan membabi buta terhadap warga sipil tak berdosa merupakan kejahatan perang," kata mereka dalam sebuah pernyataan bersama.
Rusia disalahkan atas serangan itu, yang juga melukai sedikitnya 59 orang.
Ada kekhawatiran jumlah korban tewas akan terus meningkat.
Baca juga: Rusia Tembakkan Rudal ke Mal di Kremenchuk Ukraina: Ribuan Warga Selamat dan 16 Orang Tewas
Foto-foto menunjukkan bangunan itu dilalap api dan asap hitam tebal mengepul ke langit.
Presiden Ukraina Zelensky menyebut serangan itu sebagai salah satu "aksi teroris paling kurang ajar dalam sejarah Eropa".
Zelensky mengatakan mal itu tidak memiliki nilai strategis bagi Rusia dan tidak menimbulkan bahaya bagi pasukannya.
"Hanya upaya orang untuk menjalani kehidupan normal, yang membuat marah para penjajah".
"Hanya teroris yang benar-benar gila, yang seharusnya tidak memiliki tempat di bumi, yang dapat menyerang rudal ke objek seperti itu," tambahnya.
Baca juga: Rusia Tembakkan Rudal ke Mal di Kremenchuk Ukraina: Ribuan Warga Selamat dan 16 Orang Tewas
Kremlin belum menanggapi serangan itu dan selalu membantah menargetkan warga sipil.
Gubernur lokal Dmytro Lunin menggambarkan serangan itu sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.