Sepanjang perang berlangsung, Rusia telah memblokade beberapa pelabuhan utama di Laut Hitam, terutama kota Odessa yang selama ini dikenal sebagai jalur ekspor Ukraina.
Akibat blokade itu, jutaan ton gandum tertahan berakibat pada krisis pangan di berbagai belahan dunia.
Alasan Rusia Tinggalkan Pulau Ular
Pulau Ular merupakan salah satu wilayah yang dikuasai militer Rusia di awal penyerangan Ukraina.
Departemen Pertahanan Rusia menyebutkan alasan meninggalkan pulau yang juga bernama Pulau Zmiinyi itu.
Rusia mengungkapkan penarikan mundur pasukannya dari pulau tersebut sebagai bentuk kemanusiaan dan bukan karena serangan Ukraina.
“Sebuah isyarat niat baik, pasukan Rusia telah menyelesaikan tugas di Pulau Ular dan menarik garnisun yang ditempatkan di sana,” begitu bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.
Kementerian itu juga mengatakan bahwa mundurnya tentara Rusia menunjukkan kepada komunitas global bahwa Rusia tak menghalangi usaha PBB untuk mengorganisir koridor kemanusiaan untuk mengirim produk-produk ertanian keluar dari Ukraina.
Juru Bicara Militer Rusia Igor Konashenkov mengatakan dengan begitu maka Ukraina tak bisa lagi mengeklaim ketidakmampuan mengekspor gandum karena kontrol Rusia di Laut Hitam.
“Kini tergantung Ukraina yang masih belum membersihkan garis pantai Laut Hitam, termasuk perairan pelabuhan," katanya.
Kata Militer Ukraina
Sementara itu Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, juga mengakui pasukan Rusia telah meninggalkan Pulau Ular.
Yermak menegaskan mundurnya tentara Rusia dari Pulau Ular berkat ketangguhan pasukan Ukraina.
“Kaboom! Tak ada tentara Rusia di Pulau Ular lagi. Angkatan bersenjata melakukan pekerjaan yang bagus,” tulis Yermak di Twitter dikutip dari Mirror.